Kota Garut terkenal dengan buah tangan berbau kulit seperti jaket, sepatu, topi, dompet, dan tas yang bisa ada di wilayah Sukaregang. Namun siapa sangka, selain olahan kulit untuk pemenuhan gaya hidup. Olahan kulit ini juga dapat menjadi kerupuk yang merupakan salah satu kuliner khas kota Garut yaitu, Dorokdok!
Ketika berbicara tentang kerupuk, bahan dasar yang biasa dipakai yaitu tepung tapioka atau tepung terigu dengan pengolahan sedemikian rupa. Berbeda dengan dorokdok yang olahannya berasal dari kulit hewan yaitu sapi. Ketika gigi kita mengunyah kerupuk ini, timbul bunyi ‘dorok dok dorok dok’ saking renyahnya dan inilah yang menjadikan nama kerupuk ini dorokdok.
Proses Pembuatan Dorokdok
Pembuatan kerupuk ini cukup selektif dan lama. Menggunakan bahan dasar kulit yaitu kulit sapi yang masih muda. Kulit mentah tersebut ditaburi garam secara menyeluruh lalu mendiamkannya selama dua hari penuh. Ketika dua hari berselang, bilas kulitnya dengan air hingga bersih sampai rasa asinnya mulai menghilang. Proses ini merupakan ciri khas dari pencucian yang benar.
Setelah kering, hilangkan bulu yang menempel di kulit dengan membakarnya pada api yang sedang. Saat bulu-bulunya sudah menghilang, rendam kulit tersebut semalaman. Selanjutnya, rebus kulit tersebut bersamaan dengan sejumlah bumbu rempah-rempah yang pas agar tercipta rasa enak.
Ketika bumbunya sudah menyerap melalui air rebusan, jemur kulit tersebut di bawah terik sinar matahari sampai kering. Untuk mendapatkan kualitas kulit yang sempurna dan ketika menggoreng, kulit tersebut mengembang.
Proses yang cukup lama ini serta bahan baku yang langka membuat harga jualnya semakin tinggi. Untuk bentuk dari kerupuk ini pun bermacam-macam seperti bentuk kecil-kecil menyerupai kerikil karang laut serta bentuk pipih dan panjang. Selain untuk camilan, rasa gurih dan pedas dari kerupuk ini bisa jadi teman hidangan berkuah. Tersedia juga di setiap toko oleh-oleh Garut!
Selain buah tangan untuk pemenuhan gaya hidup, olahan kulit lainnya seperti kerupuk renyah dorokdok ini bisa memanjakkan lidahmu lho! Gaya mentereng, perut enteng!
0 Komentar :