Empat Jenis Vaksin dalam Program Vaksin Nasional, Ini Perbedaannya


[caption id="attachment_2338" align="aligncenter" width="200"]Ilustrasi Vaksin (Foto : Kompas) Ilustrasi Vaksin (Foto : Kompas)[/caption]

Vaksinasi massal kini tengah pemerintah Indonesia jalankan lewat Program Vaksin Nasional. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai virus Corona. Pemerintah telah menetapkan empat jenis vaksin yang akan masyarakat Indonesia gunakan dalam program tersebut. Lalu, apa perbedaannya? Berikut ulasannya!

1. Vaksin Sinovac

Sinovac merupakan vaksin asal China yang terbuat dari virus Corona yang telah mati (inactivated virus). Vaksin ini sudah melampaui standar minimal 50% yang WHO dan FDA tetapkan. Selain itu, Sinovac juga sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM, serta sertifikasi halal dari MUI.

Virus tidak aktif yang terkandung dalam vaksin ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini dapat melawan virus Corona secara spesifik. Setelah tervaksinasi, risiko terjadinya infeksi atau penyakit Covid bisa turun sebesar 65%.

Efek samping yang muncul setelah pemvaksinan biasanya hanya bersifat ringan dan sementara, seperti nyeri di lokasi penyuntikan, nyeri otot, dan sakit kepala. Rata-rata, efek samping ini bisa hilang dalam tiga hari.

2. Vaksin AstraZeneca

AstraZeneca adalah vaksin asal Inggris yang merupakan virus hasil rekayasa genetika (viral vector). Kandungan dalam vaksin ini merupakan virus yang tidak berbahaya. Virus tersebut dapat memicu imun tubuh untuk memproduksi antibodi yang dapat melawan virus Corona. Keefektifan vaksin ini tidak jauh berbeda dengan vaksin Sinovac.

Pada uji klinisnya, efek samping yang vaksin ini timbulkan hanya bersifat ringan hingga sedang. Biasanya, efek samping ini bisa sembuh dalam beberapa hari. Beberapa gejala yang banyak dialami, di antaranya nyeri otot, kemerahan, gatal, bengkak atau benjol di tempat suntikan, demam, lelah, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, radang tenggorokan, flu, dan batuk dengan persentase >10%. Sementara itu, gejala yang lebih jarang terjadi, di antaranya pusing, nafsu makan turun, sakit perut, pembesaran kelenjar getah bening, keringat berlebihan, kulit gatal, dan muncul ruam yang hanya memiliki persentase ≥1%.

3. Vaksin Pfizer

Pfizer merupakan vaksin asal Amerika Serikat yang memiliki bahan dasar messenger RNA (mRNA). Vaksin ini bekerja dengan cara mengarahkan sel tubuh untuk memproduksi protein yang berbentuk sama seperti protein pada virus Corona. Kemudian, sel-sel tubuh akan memproduksi antibodi untuk melawan protein tersebut. Antibodi inilah yang akan melindungi tubuh dari virus Corona.

Melalui uji klinis, efek samping yang terjadi di antaranya berupa kelelahan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi dengan persentase 50%. Paling lama, efek samping akan hilang setelah 2 hari. Selain itu, nyeri di tempat suntikan, bengkak, kemerahan juga terkadang terjadi dengan sifat ringan hingga sedang.

4. Vaksin Novavax

Novavax adalah vaksin asal Amerika Serikat yang terbuat dari protein subunit. Protein ini dibuat khusus untuk meniru protein alami milik virus Corona. Ketika masuk ke dalam tubuh, protein ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi. Sehingga jika virus Corona masuk ke dalam tubuh, antibodi sudah siap untuk melawan dan mencegah infeksi.

Berdasarkan hasil uji klinisnya, Novavax menunjukkan hasil kuat pada manusia. Sehingga, tidak ada efek samping serius dalam penggunaan vaksin ini. 

Itulah empat jenis vaksin yang pemerintah gunakan dalam Program Vaksinasi Nasional. Sudahkah kalian divaksin hari ini?

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka