Beranda Cerita Lucu dari Batalyon Cibatu Era Revolusi Kemerdekaan Indonesia

Cerita Lucu dari Batalyon Cibatu Era Revolusi Kemerdekaan Indonesia

4 minggu yang lalu - waktu baca 2 menit
ilustasi: Repro Sanul Daca

Pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia, terdapat kisah menarik dari Batalyon Cibatu pimpinan Letnan Satu Soegih Arto. Saat tiba di markas Batalyon Cibatu, sebuah bangunan bekas Kewedanaan atau pusat pemerintahan masa Hindia Belanda, Soegih Arto diperkenalkan ke seluruh anggota staf. Ia merasa bahwa batalyon tersebut lebih mirip dengan paguyuban warga lokal daripada unit militer yang terlatih.

Para anggotanya mengenakan seragam tentara, namun sikap dan perilaku mereka masih seperti warga sipil. Misalnya saja memberikan salam dengan membungkuk dan menunjuk arah menggunakan ibu jari yang ditopang tangan kiri. Hal ini membuat Soegih Arto bertanya-tanya apakah dirinya menjadi wedana atau komandan batalyon. 

Bertekad mengubah keadaan, Soegih Arto, dibantu oleh seorang komandan kompi bekas tentara Peta (Pembela Tanah Air) zaman Jepang, menyusun pelatihan intensif. Setelah beberapa bulan, batalyon tersebut berubah menjadi unit tentara yang siap tempur. Mereka kemudian dikirim ke garis depan di Bandung Selatan, di sektor Ciparay/Sapan.

Dalam sebuah patroli, Soegih Arto dan pasukannya terjebak dalam serangan mortir Belanda. Mereka berlindung di kolong jembatan, namun tanpa disadari, mereka menimpa sarang semut. Semut-semut tersebut menyerang mereka tanpa ampun, bahkan hingga ke bagian tubuh yang sensitif.

Tidak tahan dengan serangan semut, mereka memilih keluar dari persembunyian meskipun masih dalam ancaman mortir. Mereka membuka baju dan menceburkan diri ke sungai untuk mengusir semut-semut tersebut. Soegih Arto berpikir bahwa akan sangat memalukan jika seorang komandan batalyon mati karena dikerubuti semut.

Setelah insiden tersebut, Batalyon Cibatu melanjutkan pertempuran melawan Belanda yang berlangsung nonstop selama 13 jam. Karena ketangguhan mereka dalam bertahan dari serangan bertubi-tubi, Panglima Siliwangi memberikan penghargaan kepada batalyon tersebut. Penghargaan ini merupakan surat penghargaan pertama yang diberikan oleh Divisi Siliwangi.

Kisah-kisah seperti ini menunjukkan bahwa di tengah situasi perang yang menegangkan, terdapat juga momen-momen lucu dan unik yang dialami oleh para pejuang.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.