Egrang: Permainan Tradisional Untuk Melatih Keseimbangan


Egrang merupakan permainan tradisional yang bertujuan untuk melatih keseimabangan dan kecepatan. Melansir dari kompasiana.com (Irawan, 2020), setiap daerah mempunyai penamaan yang unik untuk egrang. Di Sunda, terkadang orang menyebutnya jajangkungan dari kata “jangkung” yaitu tinggi. Sebutan jangkungan berasal dari di Jawa Tengah, ingkau di Bengkulu, marjalengkat di Batak Toba, Batungkan di Kalimantan Selatan dan tilako di Sulawesi Tengah.

Alat untuk membuat egrang si permainan tradisional ini terdiri dari sepasang batang bambu dengan panjang sekitar 2,5m namun dapat menyesuaikan dengan tinggi badan pemain. Pijakan atau tempat berdirinya sekitar 30 cm dari ujung bawah bambu. Untuk ukuran diameter bambunya kira-kira 6cm.

Berdiri berjarak di atas permukaan tanah melalui sepasang bambu terasa sulit, bukan? Hal ini menyebabkan permainan egrang memerlukan latihan terus menurus agar dapat berdiri secara seimbang. Tak banyak juga pemain yang masih kerap kali terjatuh apalagi bagi pemula.

Cara menaiki egrang bisa dengan memposisikan bambunya tidak sejajar agar menjaga keseimbangan ketika kaki akan naik ke tatakan. Menaiki egrang pun kakinya harus satu-satu. Setelah bisa berdiri secara seimbang, pemain harus melangkahkan kaki kanan dan kirinya secara bergantian menggunakan bambu tersebut.

Permainan egrang biasanya ada pada saat perlombangan 17 Agustus. Beberapa peserta bersiap-siap berdiri menggunakan egrang di garis start. Setelah bunyi peluit atau hal yang menandakan sebuah permainan mulai, mereka dengan siap berjalan menuju garis ke finish.

Peserta yang tercepat dengan keseimbangan yang baik akan menjadi pemenang dari permainan ini. Tak hanya untuk permainan, egrang juga bisa menjadi sarana untuk olahraga.

Sayangnya, permainan egrang sudah jarang ditemukan. Bahkan untuk bermain bersama pun sulit terlebih anak-anak sekarang lebih suka bermain dengan menatap layar ponsel. Tetapi permainan egrang ini masih dapat dijumpai di rumah makan Garut yang memiliki lahan bermain seperti Mulih ka Desa.

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka