Garut Jadi Tuan Rumah Festival Tunas Bahasa Ibu 2024, Tingkatkan Cinta Bahasa Daerah

Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Jawa Barat akan berlangsung di Kabupaten Garut pada 3-5 Desember 2024. Acara ini menjadi bagian dari upaya melestarikan bahasa daerah di Indonesia. Lebih dari 900 peserta dari jenjang SD dan SMP akan ikut serta, termasuk siswa, guru pendamping, dan komunitas satra dari 27 kbupaten/kota di Jawa Barat.

Berbagai perlombaan menarik akan di adakan dalam festival ini, seperti ngadongeng, biantara, maca sajak, nembang pupuh, serta lomba membaca dan menulis aksara sunda. Ada juga lomba menulis cerita pendek dan borangan (stand-up comedy). Lomba-lomba ini bertujuan untuk meningkatkan minat generasi muda terhadap bahasa daerah dengang cara yang kreatif dan menyenangkan.

Pemerintah Kabupaten Garut mendukung penuh acara ini dengan menyediakan akomodasi bagi panitia, juri, dan tamu undangan. Selain itu tarian penyambutan dan cenderamata untuk para pemenang lomba juga telah dipersiapkan. Keamanan dan layanan medis selama acara pun akan dijaga oleh Pemkab Garut. 

FTBI 2024 merupakan bagian dari Gerakan Merdeka Belajar yang dirancang oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Acara ini dirancang untuk menghidupkan kembali semangat berbahasa daerah dikalangan generasi muda. Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Herawati, berharap festival ini mampu meningkatkan kesadaran dan kebanggaan terhadap bahasa ibu sebagai warisan budaya.

Untuk menjangkau lebih banyak orang, festival ini juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini melibatkan para akademisi, sastrawan, dan budayawan sebagai juri serta pendamping lomba, sehingga kualitas tetap terjaga.

Dengan tema pelestarian bahasa daerah, FTBI 2024 diharapkan menjadi momen penting untuk menguatkan upaya melindungi dan mewariskan bahasa daerah kepada generasi berikutnya. Acara ini juga yang menjadi ajang yang menyenangkan bagi peserta untuk menunjukan bakat mereka sekaligus mencintai budaya lokal.

Sumber: inijabar