Kasus HIV-AIDS di Garut Meningkat, Mayoritas Akibat Hubungan Sesama Jenis


Kasus HIV-AIDS di Kabupaten Garut, meningkat cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Seperti dikutip dari REPUBLIKA, data Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut, sepanjang lima tahun terakhir, periode tahun 2018-2022 tercatat telah ditemukan sebanyak 535 kasus baru HIV, 149 kasus AIDS, dan 43 orang dinyatakan telah meninggal.

Adapun angka kasus HIV-AIDS di Garut secara akumulatif kini berjumlah 1.004 orang.

Lebih lanjut, dari total kasus yang tercatat itu, 18 persen atau 181 orang telah dinyatakan meninggal dan 81,9 persen atau 823 orang atau masih hidup. 

Namun, dari total pasien yang ada, hanya 722 orang masih patuh dalam pengobatan Antiretroviral (ARV). Sementara 101 orang masih mangkir pengobatan.

"Saat ini masih dalam penelusuran status keberadaannya," kata Sekretaris Dinkes Garut, Leli Yuliani, Kamis (19/1/2023).

Ia mengungkapkan mayoritas pengidap HIV di Garut akibat perilaku seks menyimpang laki seks laki (LSL) atau homoseksual dan heteroseksual.

Petugas dari Dinkes Garut sendiri, kata Leli, sudah memeriksa tes terhadap 74.688 orang yang  berisiko HIV. Jumlah yang dites itu melebihi estimasi yang ditargetkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) selama satu tahun, yakni 65.254 orang.

Dari pengetesan tersebut,  sebanyak 182 orang 0,24 persen dinyatakan HIV dari populasi yang diperiksa. 

Leli menjelaskan, dari 182 kasus baru HIV tersebut, faktor risiko paling banyak terinfeksi HIV adalah pada populasi homoseksual, yaitu 57 persen, kemudian populasi heteroseksual sebesar 34 persen, dan populasi biseksual enam persen.

Sementara, penularan dari ibu ke anak sebesar dua persen serta penasun (pengguna jarum suntik bersama-sama) sebesar satu persen.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka