Kisah Cisewu Sebagai Tempat Persembunyian Para Pejuang


Cisewu dahulu dikenal sebagai tempat persembunyian para pejuang kemerdekaan, bahkan disuatu daerah di Kecamatan CIsewu dikenal dengan sebutan Pamubusan yang artinya adalah tempat persembunyian. Menurut sejarahanya, para pejuang yang bersembunyi di sana bukanlah orang biasa.

Para pejuang yang merupakan keturunan menak seperti Wira Atmaja, Sura Atmaja dan Natapraja ini bersembunyi dan berkumpul di Cisewu untuk berdiskusi dan bermusyawarah. Karena banyaknya para menak yang bersembunyi di CIsewu, wilayah Cisewu sempat akan diberi nama sebagai Datar Dilem.

Namun tokoh menak tersebut tidak menyetujui pemberian nama Datar Dilem, sehingga mereka memutuskan untuk melihat keadaan alam di sekitar. Sebelumnya wilayah Cisewu ini dikenal sebagai Ciangsara yang artinya tempat penuh kesengsaraan. Para pejuang dan tokoh tetua di sana merasa nama itu tidak sesuai lagi.

Sehingga nama Ciangsara kemudian digantikan dengan Cisewu yang artinya seribu air karena di wilayah tersebut terdapat sumber air yang melimpah . Karena sumber daya air yang melimpah bahkan para menak dan para pejuang berencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga air di sana pada masa itu.

 

Sumber : Gilang Setiawan on Kompasiana. 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka