Kisah Raja Batu Wangi dari Singajaya yang Sakti


[Illustration : https://id.pinterest.com/pin/600878775302109411/]

Pada tahun 932 hingga 1579 M terdapat sebuah kerajaan yang terletak di Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya, Garut yang disebut sebagai Kerajaan Batu Wangi. Kerajaan Batu Wangi ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Marjyahiang Bayu Prabu Pahayu Kinasihan yang merupakan putra dari Sunan Batu Wangi.

Kekuasaan Kerajaan Batu Wangi membentang dari Pamegatan Pacing hingga Pamegatan Cikajang. Kerajaan Batu Wangi merupakan kerajaan kecil tapi keadaan sosial dan ekonominya terbilang makmur dan sejahtera.

Semua masyarakat Kerajaan Batu Wangi bisa memenuhi kebutuhannya masing-masing, pertanian di Kerajaan Batu Wangi-pun tumbuh subur. Sebagian besar penduduk kerajaan Batu Wangi merupakan petani dan juga penambang karena di wilayah Kerajaan Batu Wangi terdapat sebuah tambang.

Kerajaan Batu Wangi yang makmur ini tentu saja sebagai bukti kesuksesan dari Raja Marjyahiang yang kearifan dan kesaktiannya diakui oleh raja-raja di tanah Jawa. Kesaktian Raja Marjyahiang ini terbukti ketika Kerajaan Batu Wangi diserang secara tiba-tiba oleh seorang pendekar sakti. Serangan ini bermula ketika seorang pendekar sakti yang sedang bersemedi mendengar kesaktian seorang Raja yang berada di selatan Tatar Pasundan yang dikenal sebagai Raja Bagu Wangi.

Sang Pendekar sakti ingin menguji ilmunya dengan bertarung dengan Raja Batu Wangi . Sang Pendekar sakti ini kemudian pergi ke wilayah Kerajaan Batu Wangi, Sang Pendekar kemudian menyerang Raja Batu Wangi secara tiba-tiba dengan cara menunjukkan kesaktiannya yakni melemparkan sebuah batu sebesar gunung ke arah istana.

Kejadian ini membuat masyarakat Kerajaan Batu Wangi ini panik karena melihat batu sebesar gunung terbang ke arah istana, bahkan beberapa orang pergi ke istana untuk memberi tahu Raja bahwa terdapat batu besar yang akan menabrak istana. Mendengar kabar tersebut Sang Raja segera bergerak pergi ke luar istana.

Sang Raja melihat batu sebesar gunung tersebut terbang di atas istana-nya, melihat batu tersebut sang Raja Batu Wangi tersenyum. Kemudian ia memejamkannya matanya dan melapalkan sebuah doa, ia meniupkan udara ke arah batu besar tersebut dan batu tersebut hancur hingga berkeping-keping dan tidak melukai Raja ataupun merusak istana Raja Batu Wangi sedikit-pun.

 

Sumber : Garut Inside


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka