Melihat Kembali Kejayaan Stasiun Cibatu dari Masa ke Masa


Di tengah arus modernisasi, Stasiun Cibatu tetap berdiri sebagai saksi bisu sejarah panjang transportasi di Indonesia. Dibuka pada tahun 1889, stasiun ini tidak hanya menjadi penghubung penting, tetapi juga menyimpan kisah peristiwa bersejarah, mulai dari wisatawan Eropa hingga tokoh-tokoh dunia. Mari kita menelusuri jejak sejarah Stasiun Cibatu yang masih relevan hingga kini! 

 

Awal Mula Stasiun Cibatu

Stasiun ini resmi dibuka pada 14 Agustus 1889 setelah diresmikannya jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Cicalengka dengan Cilacap oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda. 

 

Jalur menuju Garut juga diresmikan pada tanggal yang sama, menjadikan Stasiun Cibatu sebagai pusat transportasi penting pada masa itu. Jalur perpanjangan menuju Cikajang dibuka pada 1 Agustus 1930 oleh SS.

 

Lokasi dan Peran Penting

Stasiun Cibatu terletak sekitar 21 kilometer di sebelah utara pusat pemerintahan Kabupaten Garut. Posisi dan ukuran stasiun yang relatif besar menjadikannya sebagai stasiun utama bagi warga Garut untuk bepergian ke berbagai tujuan di Jawa. Stasiun ini memainkan peran vital dalam menghubungkan Garut dengan kota-kota besar lainnya di Jawa melalui jalur kereta api.

 

Era Kolonial Belanda: Stasiun Primadona

Pada masa kolonial Belanda, Stasiun Cibatu dikenal sebagai primadona bagi wisatawan Eropa yang ingin menikmati keindahan alam Garut. Stasiun ini menjadi tempat pemberhentian utama bagi turis yang menuju hotel-hotel mewah di Garut, seperti Hotel Papandayan, Villa Dolce, Hotel Belvedere, dan Hotel Grand Ngamplang. Garut saat itu terkenal dengan kondisi alamnya yang indah, menjadikannya destinasi favorit wisatawan Eropa.

 

Komedian legendaris asal Inggris, Charlie Chaplin, pernah menginjakkan kakinya di stasiun ini pada tahun 1927 bersama aktris Mary Pickford dalam perjalanan mereka menuju Garut untuk berlibur. Selain Chaplin, tokoh penting lainnya, seperti Georges Clemenceau, mantan Perdana Menteri Prancis, juga pernah berkunjung ke Stasiun Cibatu.

 

Setelah kemerdekaan Indonesia, Stasiun Cibatu tetap menjadi saksi dari peristiwa-peristiwa penting. Pada tahun 1946, Presiden Republik Indonesia, Soekarno, mengunjungi stasiun ini sebagai bagian dari perjalanannya menggunakan kereta api luar biasa melalui jalur selatan. Dalam perjalanan tersebut, rakyat di berbagai kota kecil, termasuk Cibatu, meminta Soekarno untuk turun dan berpidato di setiap stasiun.

 

Peningkatan dan Kemunduran

Selama beberapa dekade, jalur kereta api yang melalui Stasiun Cibatu tetap menjadi tulang punggung transportasi, baik untuk penumpang maupun barang. Namun, seiring berjalannya waktu, penggunaan kendaraan pribadi dan angkutan umum semakin meningkat, menyebabkan penurunan jumlah penumpang kereta api. Akibatnya, jalur Cibatu–Cikajang dinonaktifkan pada tahun 1983 karena tidak lagi mampu bersaing dengan transportasi darat lainnya.

 

Revitalisasi dan Pembukaan Kembali

Setelah hampir 40 tahun tidak aktif, pada 24 Maret 2022, jalur kereta api Cibatu–Garut kembali diaktifkan. Revitalisasi ini merupakan bagian dari upaya PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menghidupkan kembali jalur kereta api yang dulu berjaya, terutama untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi di wilayah Garut.

 

Pembukaan kembali jalur ini memberikan akses transportasi yang lebih baik bagi warga dan wisatawan yang ingin berkunjung ke Garut. Stasiun Cibatu, dengan sejarah panjangnya sejak era kolonial hingga pasca-kemerdekaan, terus berperan sebagai pusat transportasi penting di Jawa Barat. 

 

Selain menjadi saksi perjalanan tokoh-tokoh dunia seperti Charlie Chaplin dan Georges Clemenceau, serta bagian dari sejarah perjuangan Indonesia, stasiun ini kini kembali hidup setelah revitalisasi jalur kereta api. 

 

Pembukaan kembali jalur Cibatu–Garut pada tahun 2022 menandai kebangkitan Stasiun Cibatu sebagai bagian penting dari jaringan transportasi di Jawa Barat, yang mendukung mobilitas masyarakat dan pengembangan pariwisata di daerah tersebut.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka

  • Oleh Mita Indriyani
  • 23, Sep 2024
Mengungkap Sejarah Stasiun Cikajang