Prasasti Cigedug


Prasasti adalah sebuah dokumen yang ditulis di dalam bahan yang keras dan tahan lama, salah satu media untuk menulis prasasti adalah batu. Di Garut terdapat sebuah prasasti atau sebuah batu tulis yang terletak di kaki Gunung Cikuray. Prasasti atau batu tulis ini ditulis dengan menggunakan aksara Sunda Kuno.

Prasasti Cigedug ini sesuai dengan namanya ditemukan di Kampung Barukai, Kecamatan Cigedug. Prasasti ini tidak diketahui oleh banyak orang sehingga sering disebut sebagai prasasti yang terkucilkan. Tidak banyak ahli yang meneliti Prasati Cigedug ini dan kemudian prasasti ini tidak dijadijakn sebagai tempat budaya oleh pemerintah sekitar.

Prasasti Cigedug ini pertama kali ditemukan pada tahun 1970-an disenyalir bahwa prasasti ini berasal dari zaman pra-islam lebih tepatnya berasal dari zaman Kerajaan Sunda yang pertama. Tulisan yang digunakan dalam prasasti tersebut adalah tulisan Sunda Kuno yang mirip dengan aksara yang ditemukan di Prasasti Kawali. Di Prasasti Cigedug tertulis bhagi bhagya ka nu ngaliwat yang artinya “semoga orang yang melewati (batu ini) berbahagia”.

Namun setelah diteliti lebih dalam lagi sesuai dengan perkembangan ilmu tulisan kuno atau paleografi asal-usul dan arti dari tulisan yang ada di dalam prasasti yang sebelumnya salah dibacakan. Tulisan bha dan gya ketika awal ditemukan memiliki bunyi yang salah. Ahli Budaya dan Bahasa Jawa dari Belanda yakni J.Noordyn kemudian mengoreksi cara membaca aksara yang tertulis di Prasasti Cigedug.

J. Noordyn membaca ulang tulisan tersebut dan bhagi bhagya ini seharusnya dibaca menjadi igi inya ka nu ngaliwat namun tulisan ini hingga saat ini tidak diketahui makna dan artinya. Karena tidak ada artinya dan tidak jelas asal-usulnya kemudian beberapa pihak menyimpulkan bahwa prasasti ini merupakan prasasti yang dibuat oleh K.F Holle yang pada saat itu merupakan administatur Perkebunan Teh Waspada yang lokasinya tidak jauh dari tempat ditemukannya Prasasti Ciledug.

K.F Holle juga merupakan ahli dan peneliti bahasa Sunda jadi besar kemungkinan prasasti ini dibuat dan ditulis oleh K.F Holle ketika ia akan menyambut kawannya yakni Van Der Toek yang juga merupakan seorang peneliti Bahasa Bali dan Batak yang pada saat itu diagendakan untuk berkunjung ke Perkebunan Teh Waspada.

 

 

 

 

Sumber : Seputar Garut, Darpan dan Budi Suhardiman


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka