Beranda Riset BRIN: IKN Hanya Miliki 0,5 Persen Air Permukaan
ADVERTISEMENT

Riset BRIN: IKN Hanya Miliki 0,5 Persen Air Permukaan

12 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Riset BRIN: IKN Hanya Miliki 0,5 Persen Air Permukaan, Source: Tiktok @putrajunior464

Hasil riset BRIN menunjukkan hanya 0,5 persen air tersedia di permukaan IKN, menandai tantangan besar dalam pembangunan kota politik Indonesia di masa depan.

Tahun 2025 menjadi sinyal babak baru bagi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Presiden Prabowo Subianto menetapkan IKN sebagai ibu kota politik Indonesia mulai 2028 melalui Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2025. Di atas kertas, wilayah ini akan menampung fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatif negara dalam satu area pemerintahan terpadu.

Baca juga: Kementerian PU Genjot Proyek IKN: Istana Wapres & SPAM Ditargetkan Tuntas Akhir 2025

Studi BRIN Soal Kondisi Air IKN

Hasil penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperlihatkan bahwa hanya 0,5 persen air tersedia secara langsung di permukaan wilayah IKN. Sisanya, sekitar 79 persen merupakan tanah kering tanpa genangan, serta 20 persen air tersimpan di antara akar vegetasi alami yang tersisa.

Riset tersebut dipublikasikan dalam Journal of the Indian Society of Remote Sensing oleh dua peneliti BRIN, yakni Nursida Arif dan Laras Toersilowati. Dalam diskusi Media Lounge Discussion (MELODI) BRIN, Laras menuturkan bahwa hasil penelitian ini menjadi peringatan serius bagi para pemangku kebijakan karena ketersediaan air permukaan di IKN masih jauh dari kondisi ideal.

Dampak dan Tantangan Lingkungan

Secara geografis, Kalimantan memang memiliki curah hujan tinggi untuk sepanjang tahunnya. Akan tetapi, air hujan di area IKN banyak yang hilang sebagai limpasan karena berkurangnya vegetasi penyerap serta minimnya infrastruktur penampung air. Kondisi tersebut memperparah risiko kekeringan jangka panjang di tempat pembangunan baru tersebut.

Melansir dari laman resmi brin.go.id, peneliti BRIN memaparkan bahwa air yang tidak tertampung berpotensi menimbulkan banjir sesaat sebelum akhirnya hilang ke laut. Fenomena ini menunjukkan bahwa sistem penyerapan air alami dan konservasi lingkungan sangat vital dalam menopang kehidupan di atas lahan kering IKN.

Evaluasi Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Dalam mengatasi potensi kelangkaan air, BRIN merekomendasikan pembangunan bendungan, sistem perpipaan baru, serta embung di kawasan sekitar IKN. Disamping itu, perlu dilakukan konservasi lahan melalui reboisasi serta penanaman pohon pengganti guna menjaga keseimbangan ekologis kawasan.

Laras Toersilowati, selaku peneliti juga mendorong penerapan konsep Kota Spons (Sponge City). Pendekatan ini mengandalkan penyerapan air hujan ke dalam tanah untuk kemudian dipergunakan kembali, sehingga mampu menjaga cadangan air dalam jangka panjang hingga menekan risiko banjir maupun kekeringan.

Baca juga: Tidak Ada Anggaran, Proyek IKN di 2025 Imbas Kebijakan Pemangkasan APBN

Masalah ketersediaan air di IKN menjadi pengingat bahwa kemajuan kota tidak dilihat dari tingginya gedung, melainkan dari kemampuan tanahnya dalam menunjang kehidupan. Jadi, Warginet, terus dukung pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya memikirkan kemegahan, tetapi juga keseimbangan sumber daya alam sebagai fondasi masa depan tanah air.

 

Source: @natgeoindonesia

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.