Abdullah Mustappa, Pengembang Sastra Sunda Asal Garut


Pria kelahiran Garut, 18 November 1945 ini merupakan seorang jurnalis, sastrawan, dan kolumnis Indonesia yang memiliki peran penting dalam sastra Sunda. 

Ia menulis puisi, cerpen, esai, artikelm dan terjemahan baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda. Ia membuat esai tentang puisi Amir Hamzah yang berhasil memenangkan sayembara Pusat Bahasa Jakarta. 

Salah satu karya Abdullah Mustappa adalah esai Kita Butuh Dialog Kebudayaan yang dimuat di Pikiran Rakyat. Berkat esainya ini ia memperoleh Anugerah Jurnalistik Zulharmans dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia). 

Abdullah Mustappa memperoleh Hadiah Sastara Rancage pada 2006 berkat jasanya terhadap pengembangan sastra Sunda. Tidak sampai di sana, tahun 2014 ia memperoleh kembali Hadiah Sastra Rancage untuk kumpulan sajaknya, Titimangsa: 68 Sajak Alit. 

Selain suka menulis, Abdullah juga aktif menjadi redaktur tabloid berbahasa Sunda, Galura (grup Pikiran Rakyat), redaktur Pikiran Rakyat, dan wakil pimpinan redaksi majalah Mangle.

Abdullah juga memiliki berbagai karya yang sudah diterbitkan antara lain Hang Tuah (1974), Lembur Singkur (1979), Nu Teu Kungsi Ka­lisankeun (1981), Mikung (1983), Si Mata Heu­lang (1980), Wirahma Sajak (pengantar apresiasi pu­isi untuk siswa sekolah lanjutan 1985), dan Cihaliwung Nunjang Ngidul (1995).

 

Sumber materi dan foto : Wikipedia


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka