Asal Mula Domba Merino Dibawa ke Garut, Menghasilkan Domba Garut yang Gagah


Bagi orang Garut, domba bukanlah hewan biasa yang menyediakan kebutuhan kehidupan saja. Bagi orang Garut, domba bisa digunakan untuk atraksi budaya yang fenomenal. Bahkan, kesenian budaya atraksi domba Garut sudah dimulai sejak kolonial Belanda. Bukan hanya masyarakat pribumi saja yang menikmatinya, bagi orang-orang Eropa juga atraksi domba dianggap sebagai atraksi yang eksotis.

Domba garut merupakan persilangan dari  domba asli Indonesia, domba Merino dari Australia, dan domba caapstad dari Afrika. Nah, tahukah warginet bahwa domba Merino bisa sampai ke Garut karena dibawa oleh kolonial Belanda? Beginilah ceritanya.

Semua berawal di tahun 1864. Kolonial Belanda melakukan impor domba. Mereka mendatangkan domba Merino dari peternakan di Australia. Domba ini merupakan jenis asli Spanyol yang terkenal memiliki bulu yang lebat. Orang Eropa memanfaatkannya sebagai bahan baku wol. Domba-domba Merino mulai masuk ke Hindia-Belanda. Beberapa dombanya didistribusikan ke Priangan. KF Holle, pengawas perkebunan teh di Garut, ditunjuk sebagai penanggungjawab pemeliharaan domba-domba yang baru datang untuk daerah Priangan. 

Tahun 1869, domba-domba itu disebarkan ke peternak-peternak di Sumedang, Bandung, dan Garut. Saat itulah persebaran secara tidak terencana dimulai. Terjadi perkawinan silang antara domba Merino dan domba lokal Garut. Selain itu juga mereka menyilangkannya dengan domba caapstad. Ternyata, persilangan itu menghasilkan domba-domba unggul.

Domba merino memberikan bulu lebat yang khas, domba cape membawa ukuran tubuh yang tinggi. Hal itu menjadikan domba-domba garut generasi baru memiliki morfologi tubuh lebih besar dan kekar dibanding domba lokal Priangan. Domba itu juga memiliki tingkat kerentanan yang rendah terhadap penyakit, sehingga membawa domba-domba ke arena adu. 

Memasuki awal abad 20, jumlah domba di Priangan palign banyak. Melansir dari laman masalewat.home.blog, pada buku terbitan pemerintah kolonial, Veeteelt (1926) tahun 1921 domba di seluruh Hindia-Belanda tercatat ada 841.082 ekor dan 364.176 ekor terdapat di Priangan. Pemerintah Belanda juga mencatat bahwa di tahun 1921, domba yang diperuntukkan untuk adu harganya mencapai 100-150 gulden per ekor. 

Adu domba menjadi atraksi fenomenal yang begitu digemari dan menjadi kebanggaan warganya.

 

Sumber materi : masalewat.home.blog

Sumber foto : okdogi.com


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka