Babad Limbangan : Bukti Sejarah dari Wilayah Limbangan


Babad Limbangan adalah sebuah naskah kuno peninggalan Kerajaan Pakuan Raharja yang saat itu berada di Limbangan. Babad Limbangan ditulis ke dalam bentuk wawacan yang memiliki tebal 39 halaman dengan ukuran 20.5 x 32 cm dan 17 cm x 17 cm. Babad Limbangan merupakan salah satu naskah kuno yang ditulis dengan aksara latin sehingga dapat dibaca langsung oleh banyak orang.

Babad Limbangan ini menceritakan Kerajaan Pakuan Raharja di masa pemerintahan Prabu Layaran Wangi. Prabu Layaran Wangi ini kemudian jatuh cinta kepada anak penguasa Limbangan yakni Putri Rambut Kasih. Awalnya Putri Rambut Kasih bertemu dengan Aki Panyumpit yang merupakan pengawal Prabu Layar Wangi di sebuah gunung. Putri Rambut Kasih memiliki paras yang luar biasa cantik dan ketika menghampiri Putri Rambut Kasih, Aki Panyumpit mencium wangi yang sangat harum di sekitarnya.

Ketika kembali dari gunung Aki Panyumpit menceritakan bahwa ia bertemu dengan seorang perempuan cantik nan harum di sana. Oleh karena itu, gunung tempat bertemunya Aki Panyumpit dengan Putri Rambut Kasih ini diberinam Gunung Haruman karena harumnya Putri Rambut Kasih. Atas cerita Aki Panyumpit inilah Prabu Layaran Wangi ini ingin dijodohkan dengan Putri Rambut Kasih.

Kemudian Babad Limbangan juga menceritakan kisah dari anak Prabu Layarsan Wangi dengan Putri Rambut Kasih yakni Prabu Wastu Deswata yang ditempatkan di Dayeuh Luhur dan Prabu Lamansenjaya yang ditempatkan di Galih Pakuan (Limbangan). Kemudian nama Limbangan di masa Sunan Gunung Djati, pada saat itu Sunan Cipancar yang merupakan pemimpin Kerajaan Kertarahayu bertemu dengan Sunan Gunung Djati dan kemudian ia menyarankan untuk mengubah nama kerajaan tersebut menjadi Limbangan yang berasa dari kata imbangan atau seimbang.



Sumber : Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka