Car Free Day: Sejarah dan Perkembangannya di Indonesia
Car Free Day (CFD) adalah kegiatan yang diselenggarakan di berbagai kota di dunia dengan tujuan mengurangi emisi kendaraan bermotor serta memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berolahraga dan bersosialisasi di ruang publik tanpa gangguan kendaraan bermotor. Di Indonesia, gerakan ini pertama kali diperkenalkan pada awal 2000-an, dan sejak saat itu menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kota-kota besar, terutama Jakarta.
Pada 1950-an, budaya mobil mulai dianggap sebagai masalah di pusat kota karena menyebabkan keramaian dan kemacetan, terutama di Eropa. Menyadari hal ini, Belanda dan Belgia memutuskan untuk menjadikan hari Minggu sebagai "World Car Free Day" pada 1956 dan 1957. Ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengurangi dampak buruk dari ketergantungan terhadap mobil.
Dilansir dari National Today, pada 22 September 2000, Asosiasi Transportasi Lingkungan memulai Car Free Day secara global. Tanggal tersebut dipilih sebagai bagian dari Pekan Transportasi Hijau yang berlangsung pada hari Selasa pertama di bulan September.
Acara ini kemudian berkembang menjadi perayaan internasional yang melibatkan banyak kota di dunia, termasuk Jakarta. Kota Jakarta menyelenggarakan Car Free Day pertama kali pada 22 September 2001.
Car Free Day pertama kali dilakukan di sepanjang Jalan Imam Bonjol, yang ditutup sementara dari akses kendaraan bermotor atas persetujuan pihak kepolisian. Ruas jalan tersebut membentang dari Jalan Sudirman hingga Jalan MH Thamrin, pusat bisnis dan perkantoran tersibuk di ibu kota.
Car Free Day di Jakarta diinisiasi oleh berbagai kelompok masyarakat, seperti Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) dan aktivis lingkungan hidup. Mereka bekerja sama dengan pemerintah dan pihak kepolisian untuk melaksanakan kegiatan ini, terutama dalam rangka mengurangi polusi udara dan mendorong penggunaan transportasi ramah lingkungan.
Pada peringatan Car Free Day 22 September 2002, Jakarta kembali menyelenggarakan CFD yang diikuti oleh sekitar 10.000 peserta. Pada kesempatan ini, Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) bersama aktivis lingkungan mengkampanyekan penghapusan penggunaan bensin bertimbel, yang saat itu masih umum digunakan di Indonesia. Kampanye ini sukses menarik perhatian publik dan pemerintah, sehingga meningkatkan kesadaran akan bahaya polusi udara akibat bahan bakar kendaraan.
Car Free Day bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan bermotor dan, pada gilirannya, menekan polusi udara di perkotaan. Car Free Day yang awalnya hanya sebagai kampanye lingkungan kini telah menjadi kegiatan rutin yang diikuti banyak kota di Indonesia.
Program ini mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi alternatif seperti berjalan kaki, bersepeda, dan angkutan umum. Gerakan ini juga memotivasi orang-orang untuk lebih sadar akan dampak kendaraan bermotor terhadap lingkungan.
Sumber : berbagai macam sumber
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.