Dongeng Situ Bagendit, Cerita Rakyat dari Jawa Barat
Dongeng Situ Bagendit menceritakan asal mula danau di Garut serta pesan moral tentang bahaya keserakahan, menjadi cerita rakyat Sunda yang terus dikenang.
Dongeng Situ Bagendit merupakan cerita rakyat yang hidup dalam tradisi lisan masyarakat Sunda, khususnya di Garut. Kisah ini tidak hanya menjelaskan asal usul terbentuknya danau, tetapi juga mengandung pesan moral yang relevan sebagai pengingat bagi generasi sekarang.
Baca juga: Situ Bagendit Garut, Wisata Alam dan Legenda yang Memikat
Asal Usul Situ Bagendit
Cerita mengenai Situ Bagendit banyak dikisahkan turun-temurun di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Danau ini dipercaya terbentuk karena adanya kejadian luar biasa, yaitu menimpa sosok wanita kaya raya bernama Nyi Endit yang dikenal sangat pelit dan kikir kepada sesama.
Di kampungnya, Nyi Endit hidup bergelimang harta, namun tidak pernah membantu warga yang kesulitan. Suatu saat seorang kakek tua meminta makanan, tetapi justru diusir. Diceritakan, sang kakek mengucap bahwa setiap perbuatan akan berbalas. Tak berlangsung lama, air meluap hingga menenggelamkan tempat tinggal Nyi Endit.
Kisah Nyi Bagendit dan Pengemis
Melansir dari regional.kompas.com, terdapat versi lain yang menyebut bahwa nama tokohnya adalah Nyai Bagendit. Ia seorang janda yang kaya, namun ketamakan akan harta membuatnya menindas warga yang meminjam uang darinya. Ia menagih dengan bunga tinggi serta tidak segan untuk merampas harta milik orang lain.
Suatu hari seorang pengemis tua memohon seteguk air, tetapi justru dicerca dengan ucapan yang kasar. Pengemis tersebut lantas menancapkan tongkatnya ke tanah, hingga keluarlah air yang perlahan menenggelamkan desa. Nyai Bagendit berusaha menyelamatkan hartanya, namun akhirnya ia tenggelam bersama kesombongan yang ia pelihara.
Pesan Moral Cerita
Amanat dari dongeng Situ Bagendit menegaskan bahwa keserakahan dan keangkuhan hanya akan membawa bencana. Harta yang dimiliki semestinya membawa manfaat bagi orang lain, bukan menjadi awal kesombongan yang menjauhkan seseorang dari nilai kemanusiaan dan empati.
Selain itu, cerita ini menjadi refleksi agar manusia senantiasa berbuat baik tanpa memandang kedudukan orang lain. Sifat pelit dan tidak peduli pada sesama bukan hanya merugikan lingkungan sosial, tetapi juga berpotensi membawa kerugian yang lebih besar pada diri sendiri.
Baca juga: Menelusuri Jejak Awal Kedatangan Penduduk di Jawa Barat
Jadi Warginet, dongeng Situ Bagendit bukan hanya kisah legenda, tetapi juga pengingat bahwa sikap bijak dalam menggunakan harta adalah penting. Pesan moral ini terus relevan, menjadi pelajaran hidup agar kita tumbuh sebagai pribadi yang lebih peduli dan rendah hati
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.