Gunung Papandayan Sebagai Tempat Panenjoan Dunya Bujangga Manik, Begini Ceritanya !


Bujangga Manik, seorang pangeran dari Kerajaan Sunda (Pakuan Pajajaran) yang memilih menjadi rahib Hindu-Sunda yang berkelana ke beberapa tempat suci untuk mencari tempat untuk masa akhir hidupnya.

Salah satu tempat yang didatanginya yaitu Gunung Papandayan, saat Bujangga Manik kesana Gunung Papandayan masih dalam ketinggian yang penuh. Lalu Bujangga Manik singgah dan mendaki ke puncak Gunung Papandayan untuk memandang dunia yang indah dan mempesona.

Bujangga Manik menuliskan kisah perjalannya ini dalam daun lontar dan catatan geografisnya tersimpan di Perpustakaan Bodleian, Oxford, sejak 1627. Catatan yang ditulis Bujangga Manik tersebut yaitu,

Mendaki Gunung Papandayan yang biasa disebut panenjoan. Dari situ kuamati gunung-gunung. Disebut satu per satu di antara semuanya. Yang terlihat kecil dan jauh. Sesuai daya pandang Nusia Larang.” (Catatan Bujangga Manik, dalam J. Noorduyn dan A. Teeuw, 2009).

Dengan keindahan yang mempesona, Gunung Papandayan sagat cocok jika disebut sebagai Panenjoan Dunya.

Selain itu, masyarakat setempat pun sudah sejak lama menjadikan Gunung Papandayan sebagai jalur pelintasan untuk membawa hasil-hasil bumi, karena jalur ini merupakan jalan terdekat yang menghubungkan dataran tinggi Pengalengan Bandung dengan dataran tinggi Garut.

 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka

  • Oleh Anjani Lailatul
  • 18, Sep 2024
Gempa Magnitudo 5,0 Terasa di Garut