Hubungan Agrikultural dengan Perekonomian di Garut Pada Abad 19 - 20 Masehi Bagian III


Keadaan alam Garut juga menarik perhatian para pebisnis di bidang agrikultural, pada saat itu pengusaha bidang kultural dari negara-negara Eropa seperti Inggris dan Belanda berlomba-lomba untuk membangun perkebunan baru di Garut. Karena membangun perkebunan di Garut akan mendatangkan keuntungan yang sangat besar.

Di abad 20 Garut sudah menjadi daerah yang dikenal di luar Hindia Belanda, bahkan Garut dapat dikatakan tidak kalah terkenalnya dengan Bandung di negara-negara Eropa. Meskipun Garut terletak jauh dari Batavia Garut tidak terisolasi dan Garut merupakan salah satu kota di Priangan yang dikenal di kancah internasional.

Banyaknya perkebunan yang dimiliki oleh para pengusaha asing ini memberi keuntungan pada masyarkat Garut.Sejak abad 19-an Garut sudah memiliki aliran listrik dan Garut juga sudah memiliki angkutan transportasi massal seperti kereta yang menjangkau wilayah Garut Selatan.

Bisnis agrikultural ini tentu saja berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi di Garut. Setelah dibangunnya jalur kereta dari Cicalengka - Cibatu - Garut Kota - Cikajang ini mendorong semakin besarnya perputaran uang di Garut. Bahkan jalur kereta ini memudahkan untuk mengakut komoditas hasil pertanian seperti teh, kopi dan sebagainya.

 

Sumber: Rudy Pramono, Amos Sukamto, Juliana Juliana, Diena M.Lemy, Economics and Tourism as Agents of Global Connection: Garut Mid-19th Century to Mid-20th Century, International Journal of Sustainable Development and Planning 2022

 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka