Kakarut, Gagarut, Kigarut, Cigarut dan Akhirnya Menjadi Garut


[Illustration : https://id.pinterest.com/pin/1029635533533744619/]

Pada 16 Februari 1813 Letnal Gubernur Indonesia pada saat itu yakni Raffles memerintahkan untuk menetapkan kembali Ibu Kota Kabupaten Limbangan di Suci, namun Suci tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan untuk sebuah Ibu Kota. Kemudian Gubernur Raffles memerintahkan Bupati Limbangan, Adipati Adiwijata untuk membuat sebuah komite yang bertugas untuk mencari daerah baru yang cocok untuk Ibu Kota Kabupaten yang baru.

Para komite ini mencari sejauh 3 km ke arah timur Suci dan ditemukanlah calon Ibu Kota baru yakni daerah bernama Cimurah. Cimurah memiliki kondisi tanah yang stabil dan cocok untuk dijadikan sebagai ibu kota. Namun, daerah Cimurah memiliki akses air bersih yang terbatas sehingga rencana pemindahan Ibu Kota ke Cimurah ini dibatalkan.

Setelah mencari ke arah timur, kemudian para komite mencari ke arah barat sejauh 5 km yang dimana para komite menemukan sebuah daerah yang cocok untuk dijadikan sebagai Ibu Kota. Lokasi yang baru ditemukan ini memiliki tanah yang subur dan stabil, dikelilingi oleh Gunung yang terdiri dari Gunung CIkuray, Gunung Galunggung, Gunung Papandayang, Gunung Guntur, Gunung Karacak dan Gunung Talaga Bodas. Para komite juga menemukan sumber mata air yang ditutupi oleh semak belukar yang berduri.

Ketika akan membersihkan semak belukar yang berduri salah satu anggota komite tangannya terluka terkenan semak belukar hingga berdarah, ketika kejadian tersebut ada seorang pria asing (bule) bertanya “mengapa tangan anggota komite tersebut berdarah?” Kemudian anggota komite tersebut menjawab bahwa tangannya kakarut (tergores). Pria asing tersebut mengikuti ucapan kakarut, namun perbedaan bahasa dan aksen ini membuat pria asing tersebut mengucapkan “gagarut” alih-alih “kakarut”.

Setelah itu komite menyebut daerah temuannya dengan Kigarut dan sumber mata air-nya diberi nama Cigarut . Akhirnya kedua nama tersebut digabungkan dan nama ini akan digunakan sebagai nama baru untuk daerah Ibu Kota baru, daerah Ibu Kota baru kemudian diberi nama sebagai Garut.

Nama Garut ini diterima dengan baik oleh Bupati Limbangan saat itu, Adipati Adiwijaya. Garut menjadi nama ibu kota baru untuk Kabupaten Limbangan dan pada tahun 1821 ketika fasilitas untuk menunjang ibu kota seperti rumah Bupati, rumah wakil Bupati, mesjid dan kantor Bupati selesai ibu kota Limbangan resmi pindah dari Suci ke Garut.

Pada 1 Juli 1913, berdasarkan perintah Gubernur Jenderal dalam Keputusan Gubernur Jenderaln 7 Mei 1913, No. 60 nama Kabupaten Limbangan secara resmi diganti menjadi Kabupaten Garut yang ber-ibu kotakan Garut. Nama Garut resmi digunakan sejak 1913 hingga saat ini, Garut sebagai ibu kota Kabupaten Garut memiliki tiga desa yakni Desa Kota Kulon, Desa Kota Wetan dan Desa Margawati.  Di masa awalnya Kabupaten Garut memiliki 9 ke camatan yang terdiri atas kecamatan Garut Kota, Bayongbong, Cibatu, Tarogong, Leles, Balubur Limbangan, Cikajang, Bungbulang dan Pameungpeuk.


Sumber : Kunto Sofianto on Sejarah Upi


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka