Keindahan Gunung Papandayan Garut yang Diabadikan dalam Buku Java The Garden of the East


Sesampainya di Cisurupan Scidmore sudah disambut oleh para rombongan yang membawa tandu yang dilengkapi dengan kursi, rombongan pengangkut wisatawan ini disebut dengan sebutan Kuli Djoelis. Satu tandu diangkut oleh empat orang, tandu-tandu ini digunakan oleh para wisatawan yang ingin mendaki Gunung Papandayan. Pada abad 19 Gunung Papandayan sudah menjadi tempat wisata bahkan di sana disediakan jasa angkut wisatawan menggunakan tandu bagi para wisatawan yang ingin mendaki Gunung Papandayan tanpa harus menginjak kakinya secara langsung. Selama mendaki Scidmore melihat banyak hal mulai dari pohon kopi hingga bunga hingga bunga-bunga hias seperti bunga anggrek.

Puncak Gunung Papandayan pada abad-19 masih berupa hutan purba yang begitu lebat dengan pohon-pohon merambat. Letusan pada tahun 1772 menciptakan kolam belerang dan di sana Scidmore bertemu para penambang batu belerang. Di dekat kolam belerang Scidmore menceritakan bahwa suhu di sana sangatlah panas, bahkan sepatu yang dikenakan Scidmore tidak bisa menahan uap panas yang dihasilkan oleh kolam belerang tersebut. Scidmore yang juga merupakan ahli geografi sangat paham betul terhadap bahaya dan resiko jika tetap berdiam diri di dekat kolam belerang karena di sana mengandung gas karbon dan hidrogen sulfur yang dapat membahayakan manusia.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka

  • Oleh Infogarut
  • 12, Sep 2024
Kecamatan di Garut yang Overrated