Kepercayaan dan Tradisi Pada Bulan Maulud di Priangan


Bulan Maulud, bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, memiliki makna yang dalam dalam kepercayaan masyarakat di Priangan, Jawa Barat. Menurut tradisi lokal, bulan ini dianggap sangat penting dan harus dihormati dengan penuh perhatian. Berbagai adat dan pantangan diadakan untuk menjaga keselamatan dan menghindari hal-hal yang dianggap tidak baik.

 

Salah satu kepercayaan yang kuat di Priangan adalah larangan untuk sering bepergian ke hutan selama bulan Maulud. Masyarakat setempat meyakini bahwa saat bulan Maulud tiba, hutan menjadi tempat berkeliarannya harimau-harimau. Ada kepercayaan bahwa harimau-harimau ini sedang melakukan peralihan wilayah tugas dengan harimau-harimau lain. jika ada harimau yang tersasar ke desa atau kota, mereka disebut "Harimau nyasar sedang lewat."

 

Selain itu, bulan Maulud juga dianggap sebagai waktu yang tidak cocok untuk melakukan kegiatan besar, seperti mendirikan rumah, melanjutkan pekerjaan berat, melakukan sesuatu menggunakan alat golok, menggali parit, dan membuat danau. Bila ditanyakan: " Apa sebabnya ?" Tentu di jawab : " Tidak tahu, itu juga kata orang tua" . Jika terjadi luka atau kecelakaan, dipercaya bahwa rasa sakitnya akan lebih parah karena kuat tulahnya atau kesambetnya.

 

Tradisi dan kepercayaan ini mencerminkan bagaimana masyarakat Priangan menghargai bulan Maulud dan berusaha menjaga keseimbangan serta keselamatan dengan mengikuti adat istiadat yang telah turun-temurun. Meskipun banyak dari kepercayaan ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, mereka tetap merupakan bagian penting dari warisan budaya dan spiritual masyarakat setempat.

 

Sumber : 'Adat Istiadat Sunda' (H. Hasan Mustara) 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka

  • Oleh zahra nisrina shaumi
  • 09, Sep 2024
Gembyung Tradisi Musik Perkusi Sunda yang Menggema