Kisah Garut dari Masa ke Masa


Berdasarkan Babad Limbangan nama limbangan diambil dari imbang yang artinya seimbang. Ditetap menjadi kabupaten oleh VOC pada tahun 1706 dan pada tahun 1811 dibubarkan dikarenakan produksi pertanian terutama kopinya menurun drastis. Pada tahun 1813 Gubernur Raffles kembali membentuk Kabupaten Limbangan dan menyuruh Adipati Adiwijaya untuk mencari wilayah ibu kota baru.

Pemindahan ibu kota dari Suci ke Garut menandai awal pembangunan infrastruktur penunjang pemerintahan seperti kantor Bupati, rumah dinas bupati, distrik ekonomi “Pengkolan”, alun-alun , Masjid Agung, Babancong yang selesai pada 1821. 1860 imigran dari Eropa, Australia, Arab hingga Tiongkok mulai memandang Garut sebagai daerah yang memiliki potensi tinggi untuk berbisnis sehingga mereka mulai membangun pertokoan dan hotel.Pembangunan berlanjut dengan diresmikannya Stasiun Garut pada tahun 1889. 1913 nama Kabupaten Limbangan resmi berganti nama menjadi Kabupaten Garut.

1913 merupakan masa keemasan pariwisata Kabupaten Garut, hotel-hotel standar Eropa banyak dibangun di Garut untuk mengakomodasi turis. Pada masa ini julukan Swiss van Java mulai digaungkan dan berhasil menarik banyak turis asing hingga tokoh besar dunia seperti Charlie Chaplin(1932) . 1934 Talaga Bodas menjadi tempat wisata paling penting di Hindia Belanda dan banyak dikunjungi oleh wisatawan asing. Gunung papandayan juga menjadi salah satu tujuan wisata hits pada masa itu, bahkan di sana tersedia jasa angkut para wisatawan menuju puncak gunung.

Garut merupakan daerah yang penghasil para pahlawan kemerdakaan. Pada tahun ini Garut ikut berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Pejuang dari Garut mulai dari pemuda, tokoh agama, pelajar, hingga tokoh-tokoh lainnya. Pasca mempertahankan kemerdekaan pembangunan infrastruktur terus berlanjut dan di tahun 1966 candi cangkuang ditemukan menambah khasanah sejarah Garut.

Pada masa ini transportasi utama warga Garut adalah kereta api yang dikenal sebagai si Gombar, munculah angkot di tahun 1980-an yang membuat si Gombar pensiun. Pada tahu 80-90 Garut merintis menjadi “kota” di mana kebutuhan kota satu persatu mulai berdiri. Tempat hiburan dan tempat pemberlanjaan modern seperti toserba.

Pada tahun 2002 Gunung Papandayan mengalami erupsi yang cukup menggemparkan warga Garut. Pada tahun 2011 infrastruktur Garut sudah semakin maju, fasilitas penunjang perkotaan semakin bertambah, memudahkan warga untuk memenuhi kebutuhannya, seperti pembangunan mall ramayana. Semenjak itu pembangunan di Garut semakin pesat, hingga pada akhirnya pada tahun 2024 Mall baru Cityplaza, mall dengan berbagai fasilitas akan beroperasi di Garut


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka