Kisah Romantis yang Mengharukan dari Mat Peci, Begal Terkenal Asal Garut


Mat Peci namanya. Lelaki asal Garut yang dikenal sebagai begal nomor wahid ini pantai menyembunyikan dirinya. Tahu dirinya adalah seorang buronan, Mat Peci enggan menetap di satu tempat. Namun, ada satu tempat favoritnya yang dianggap aman bagi dirinya. Tempat tersebut adalah lokalisasi Cicadas, Bandung. 

Mat Peci adalah seorang lelaki kelahiran Leuwigoong pada 1943. Ia memutuskan mendalami dunia hitam dan terjun menjadi seorang begal setelah merasakan putus cinta. Saat itu, Mat Peci jatuh cinta dengan salah satu gadis di desanya, bernama Euis. Namun, sayangnya keluarga Euis tidak merestui hubungan mereka.

Mat Peci kepalang cinta kepada Euis. Tidak direstui hubungannya dengan Euis oleh keluarga Euis adalah akhir dunia bagi Mat Peci. Kecewa dengan orang tua Euis, Mat Peci merantau ke Bandung. Di Bandung dia menjadi calo karcis bioskop. Namun, karena merasa muak dengan penghasilannya yang tidak bertambah, ia memutuskan nyemplung ke dunia kejahatan. 

Mat Peci dikenal sebagai preman yang jahatnya tiada ampun. Namun, dilansir dari tintaputih.net, menurut Abah Udaym warga Karangsari, Leles, Mat Peci hanya jahat kepada laki-laki saingannya. Ia tidak pernah kejam kepada perempuan, bahkan hasil rampokannya pun dibagi-bagikan kepada teman-temannya dan orang yang membutuhkan.

Mat Peci setia mencintai satu gadis, dan gadis itu adalah Euis. Seperti sebuah takdir, ternyata di Kota Kembang mereka dipertemukan kembali. Ketika ia menjadi buronan, ia dan kawan-kawannya selalu bersenang-senang di rumah bordil Cicadas. Mereka memilih perempuan muda dan cantik untuk masuk ke bilik kamar cinta. Mat Peci mendengar ada perempuan baru yang datang ke tempat itu, bernama Euis. Mat Peci langsung menghampiri perempuan itu dan ketika pintu dibuka alangkah terkejutnya Mat Peci melihat Euis yang di sana adalah Euis pujaan hatinya.

Euis sebetulnya telah menikah, tetapi diceraikan karena sudah tidak perawan. Keluarga Euis malu dan mengusir Euis. Akibatnya Euis terjerembap ke dunia pelacuran. Mat Peci tak tega hati melihat Euis harus menjadi pelacur. Ia berjanji untuk mengumpulkan uang dan mengeluarkan Euis dari tempat terkutuk ini. Cinta mereka bersemi di rumah bordil. 

Mat Peci semakin termotivasi untuk mengumpulkan uang agar bisa membawa Euis pergi. Ia dan komplotannya giat melakukan pembegalan. Aksinya yang ganas membuat masyarakat merasa terancam. Polisi pun turun tangan dengan membuat tim khusus untuk memburunya. Beberapa anak buah Mat Peci berhasil ditangkap. Sejak saat itu, jangankan untuk membawa Euis keluar dari rumah bordil, untuk bertemu saja Mat Peci sudah kesulitan.

Mat Peci akhirnya kabur dan tak bertemu lagi dengan Euis. Janjinya untuk membawa Euis pergi dari rumah bordil tidak pernah dilaksanakan. Mat Peci harus mengakhiri kembali kisahnya dengan Euis, pujaan hatinya. Mat Peci tewas diberondong senjata di Stasiun Leuwigoong pada Februari 1978. Euis bersedih untuk kedua kalinya ditinggal sang kekasih yang ia cintai.

 

Sumber materi : 

news.detik.com

Sumber foto : kejadiananeh.com


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka