Mengulik Rindu di Stasiun Cibatu

Mengulik Rindu di Stasiun Cibatu

Berdiri sejak 132 tahun silam, masuk akal rasanya jika Stasiun Cibatu menyimpan banyak kenangan. Stasiun Cibatu resmi beroperasi pada tahun 1889, setelah maskapai kereta api milik Pemerintah Belanda (Staatsspoorwegen) meresmikan jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Cicalengka dan Stasiun Cilacap. Hingga saat ini, Stasiun Cibatu (kode : CBT) masih menjadi stasiun terbesar yang aktif beroperasi di Kabupaten Garut.

Pada era kolonial Belanda, Stasiun Cibatu menjadi tempat pemberhentian wisatawan Eropa yang akan melakukan plesiran di Kabupaten Garut. Hal itu membuat Stasiun Cibatu mendapat julukan sebagai sang primadona. Haryono Kunto sempat menyebutkan Stasiun Cibatu dalam bukunya dengan judul Seabad Grand Hotel Preanger. Menurutnya, antara tahun 1935-1940, setiap hari banyak pemilik hotel di Garut yang memarkir taksi dan limousine mereka di Stasiun Cibatu.

Karena pentingnya posisi Stasiun Cibatu sebagai media penghubung antara Kabupaten Garut dan kota-kota besar lain di Indonesia, pada saat itu terdapat banyak tokoh terkenal yang pernah menginjakkan kakinya di Stasiun Cibatu. Beberapa di antaranya yaitu komedian Inggris Charlie Chaplin, aktris Mary Pickford, mantan Perdana Menteri Perancis Georges Clemenceau, dan juga mantan Presiden Indonesia sekaligus bapak proklamasi Ir Soekarno.

Selain sebagai tempat pemberhentian wisatawan Eropa, Stasiun Cibatu juga menjadi jantung transportasi jalur kereta api di Kabupaten Garut. Terlebih, begitu pemerintah membuka jalur Cibatu-Garut-Cikajang yang menghubungkan Garut Utara, Garut Kota, dan Garut Selatan pada tahun 1926. Hanya saja, jalur tersebut berhenti beroperasi pada tahun 1983. Kabar baiknya, saat ini jalur tersebut sedang dalam upaya reaktivasi dan akan secepatnya beroperasi. Meskipun pada tahap awal hanya sampai Garut saja.

Stasiun Cibatu terletak di JL. Cibatu, Sindangsari, Kabupaten Garut pada ketinggian daratan 612 meter. Sebuah dipo lokomotif kecil, yang berfungsi sebagai tempat perbaikan dan pemeliharaan lokomotif uap, juga sebagai dipo lokomotif cadangan jika ada lokomotif yang mengalami kerusakan saat perjalanan atau jika dibutuhkan tenaga tambahan (traksi ganda), terletak tidak jauh dari stasiun. Sayangnya, sejak jalur Cibatu-Garut-Cikajang ditutup, dipo lokomotif Cibatu tidak lagi menjadi dipo lokomotif utama. Saat ini, dipo lokomotif tersebut hanya berstatus sebagai sub dipo.

Kini, di Stasiun Cibatu terdapat tiga pelayanan kereta api antarkota, yaitu : kereta api Pangandaran dengan tujuan Jakarta via Bandung dan tujuan Banjar, kereta Pasundan tujuan Bandung dan tujuan Surabaya, juga kereta Serayu tujuan Jakarta dan tujuan Kroya bersambung Purwokerto. Selain pelayanan antarkota, Stasiun Cibatu juga memiliki dua pelayanan kereta api lokal dengan tujuan Purwakarta dan Padalarang.


Baca lainnya

0 Komentar :

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.