Oray-orayan, Permainan Seru Pas Kumpul-kumpul
Oray-orayan adalah permainan tradisional Sunda yang seru untuk kumpul-kumpul karena mengandalkan kekompakan dan kelincahan. Pemain berbaris panjang, berpegangan tangan, dan bergerak mengikuti kepala.
Jawa Barat memang kaya akan budaya termasuk permainan jaman dulu yang menjadi salah satu hiburan anak-anak dan digemari untuk bermain bersama.
Seperti salah satunya permainan Oray-orayan, yaitu permainan tradisional yang diketahui berkembang di daerah Pandeglang. Meski termasuk dolanan anak-anak, tapi orang dewasa Seperti misal untuk permainan disela kegiatan atau aktivitas acara bonding kartn atau sekedar kumpul santai bersaama teman.
Permainan ini dimainkan dengan posisi memanjang selayaknya Oray atau Ular. Pada bagian depan dijadikan sebagai kepala, bagian tengah merupakan tubuh, dan bagian belakang sebagai ekornya yang mirip dengan ular-ularan atau ular naga.
Pemain akan membentuk barisan memanjang dan setiap orang menumpu kedua tangan ke pundak orang yang ada di depannya. Sambil berjalan, semua pemain akan menyanyikan sebuah lagu kawih dengan bahasa Sunda.
Baca juga: 50+ Kosakata Bahasa Sunda yang Digunakan Sehari-hari (Part 2)
Lagu Permainan Oray-orayan
Oray orayan
Luar leor mapay sawah
Tong ka sawah
Parena keur sedeng beukah
Oray-orayan
Laur keur sedeng mapay leuwi
Tang ka leuwi
Di leuwi loba nu mandi
Oray-orayan
Oray naon, oray bungka, bungka naon, bungka laut
Laut naon, laut dipa, dipa naon, dipandeuriii....
Cara Bermain Oray-orayan
1. Bagi pemain: Bagilah pemain menjadi dua kelompok, yaitu "bulan" dan "bintang", yang berdiri berhadap-hadapan sambil berpegangan tangan membentuk gerbang.
2. Berbaris: Sisanya membentuk barisan panjang di belakang, berpegangan pinggang atau pundak untuk membentuk seperti "ular".
3. Menyanyi: Barisan "ular" harus melewati gerbang "bulan" dan "bintang" sambil menyanyikan lagu oray-orayan.
4. Menangkap: Saat lagu berakhir, gerbang akan menurunkan tangan untuk menangkap salah satu pemain dari barisan.
5. Memilih: Pemain yang tertangkap harus memilih, apakah akan bergabung dengan kelompok "bulan" atau "bintang".
6. Lanjutkan permainan: Permainan dilanjutkan hingga barisan habis atau selesai.
Baca juga: Dongeng Situ Bagendit, Cerita Rakyat dari Jawa Barat
Dilansir dari IDNtimes, makna tersirat dari permainan tradisional ini adalah berhubungannya antara Tuhan dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan antarsesama.
Terdapat nilai moral dari permainan ini yaitu, bisa menghargai sesama teman, membantu teman saat susah dan menghargai teman. Selai itu, nilai moral lainnya untuk anak-anak bisa mengendalikan keinginan atas diri sendiri dan mengutamakan teman terlebih dahulu.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.