Pecah Rekor! Kasus Positif Capai 20.000 di Indonesia

Pecah Rekor! Kasus Positif Capai 20.000 di Indonesia

Kasus positif COVID-19 capai angka lebih dari 20.000 kasus di Indonesia dalam sehari. Data kenaikan yang telah capai 20.000 kasus positif menunjukkan makin buruknya keadaan pandemi di Indonesia.

Lewat data Satgas COVID-19 yang tercatat pada Kamis (24/6) hingga jam 12:00, Indonesia mendapat jumlah kasus positif COVID-19 sebesar 20.574 kasus. Angka ini merupakan rekor tertinggi kasus positif COVID-19 dalam sehari sejak kasus pertama yang terjadi tahun 2020. Secara kumulatif, Satgas COVID-19 mencatat total 2.053.995 kasus positif COVID-19 di Indonesia terhitung sejak tahun lalu.

Kasus positif yang capai 20.000 kasus di Indonesia dibarengi jumlah pasien sembuh dengan total 9.201 pasien dalam sehari. Dengan begitu Satgas COVID-19 mencatat total kesembuhan pasien secara keseluruhan mencapai 1.826.504 orang.

Sementara itu, kasus kematian COVID-19 mencapai 355 orang dalam sehari. Dengan begitu, terhitung ada total 55.949 orang meninggal akibat COVID-19 di Indonesia.

Terdapat 3 provinsi yang menempati posisi tertinggi dengan penambahan kasus virus corona terbanyak. Tiga wilayah ini merupakan DKI Jakarta dengan jumlah 7.505 kasus, Jawa Tengah dengan 4.384 kasus dan Jawa Barat dengan 3.503 kasus.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan seluruh pihak perlu  bijak melihat angka tingkat positif COVID-19 di Indonesia. Hal ini ia katakan demi mengurangi adanya salah tafsir dalam melihat kondisi pandemi di Indonesia.

"Rentang waktu 14 hari adalah yang paling efektif dalam penentuan langkah intervensi kebijakan selanjutnya, karena rentang yang terlalu singkat atau terlalu lama, seperti harian atau dua bulanan dapat mengaburkan situasi yang sebenarnya terjadi di lapangan," ucap Wiku melansir dari kompas.com pada Kamis (24/6/2021).

Berdasarkan data dari WHO, tercatat bahwa tingkat positif COVID-19 di Indonesia mencapai angka 14,64%. Angka ini terbilang tinggi melihat tingkat positif optimal yang WHO tetapkan hanya mencapai 5%.

 


Baca lainnya

0 Komentar :

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.