Preanger Bont Weverij Pabrik Sarung Tenun Garut


Preanger Bont Weverij atau PBW adalah pabrik tenun di Garut yang didirikan pada tahun 1933. Pabrik ini termasuk ke dalam kategori pabrik besar karena di awal berdirinya saja PBW sudah memiliki 1500 pekerja yang terbagi ke dalam tiga shift jam kerja. 1500 pekerja ini merupakan warga Kota Garut, Samarang, Cirengit, Tarogong hingga Wanaraja. Pada saat itu para pekerja diberi upah per-hari sebesar lima sen.

Sebagi pabrik tenun PBW memproduksi kain sarung, kain madras hingga handuk. Kain sarung ini dijual dengan merek Cap Padi sedangkan handuk dijual dengan merek Turkey Towel. Produk yang dihasilkan PBW kualitas-nya bukan main karena produk-produknya tidak hanya laku di pasar lokal saja tetapi juga dinikmati oleh pasar internasional.

Produk PBW terutama Sarung Tenun Cap Padi ini dipasarkan hingga ke wilayah Malaya (sekarang Malaysia dan Singapura), Indochina ( sekarang Vietnam), India hingga Ceylon (sekarang Srilangka). Untuk menghasilkan kain tenun kualitas baik tentu saja PBW begitu totalitas dalam membangun pabriknya. Direktur PBW mendatangkan langsung dari Eropa mesin tenun tercanggih pada masanya.

Awalnya PBW ini akan didirikan di Cirebon atau di Tasikmalaya, namun kemudia Bupati Garut pada saat itu R.A.A Suria Kartalegawa membujuk Jenderal Hindia Belanda, D.Fock selaku pendiri Preanger Bont Weverij agar mendirikan pabrik tersebut di Garut. PBW pada saat itu menjadi ikon Garut. PBW kemudian berganti nama ketika Garut dikuasi oleh Jepang pada tahun 1943.

Di masa pendudukan Jepang PBW dikenal menjaid Garut Shoku Kusho dan merubah produksi menjadi pakaian perang tentara Jepang. Menyerahnya Jepang kepada sekutu di tahun 1945 membuat Jepang menyerahkan Garut Shoku Kusho kepada Belanda dan kembali dikelola oleh Belanda hingga tahun 1964. Pada tahun 1964 Pemerintah Belanda menasionalisasikannya dan diubahlah menjadi Pabrik Tenun Garut Ampera I dan pemerintah Indonesia-pun mengganti mesin-mesin tenun yang tidak pernah diganti sejak pertama kali pabrik tersebut berdiri.

 

 

 

Sumber : Album Garoet Tempo Doeloe, Sudarsono Katam dan Rachmat Affandhi 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka