Prediksi Awal Ramadan 2026 Menurut Kemenag dan Muhammadiyah
Prediksi awal Puasa 2026 dari Muhammadiyah dan Kemenag tidak sama, sehingga penting memahami dasar perhitungannya sebelum sidang isbat digelar.
Penentuan hari pertama puasa 2026 kembali menjadi fokus penting karena berpotensi menimbulkan perbedaan penetapan antara Muhammadiyah dan Kementerian Agama (Kemenag). Perbedaan ini muncul setelah sejumlah lembaga resmi mempublikasikan data awal perhitungan mereka di akhir November 2025.
Baca juga: Peristiwa Penting dan Bersejarah di Bulan Ramadan, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Salah Satunya
Ketetapan Muhammadiyah
Berdasarkan penjelasan dari laman resmi Muhammadiyah, penetapan hari pertama puasa 2026 dilakukan melalui metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang telah konsisten diterapkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid sejak lama. Perhitungan tersebut dituangkan dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.1/B/2025 yang menjelaskan awal Ramadan secara detail.
Hasil perhitungan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) menunjukkan bahwa 1 Ramadan 1447 H diperkirakan jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026 M, sehingga Muhammadiyah telah mengumumkan tanggal tersebut sebagai dasar pelaksanaan awal puasa. Prediksi ini menjadi patokan utama bagi seluruh warga Muhammadiyah di Indonesia.
Prediksi Kemenag
Pemerintah melalui Kementerian Agama menggunakan Kalender Hijriah Indonesia sebagai panduan awal dalam memprediksi hari pertama puasa 2026, dengan metode hisab imkanur rukyat sesuai kriteria dari MABIMS sebagai dasar utama perhitungan. Pendekatan tersebut mempertimbangkan posisi hilal dan kemungkinannya untuk dapat dirukyat.
Awal Ramadan 1447 H diproyeksikan jatuh pada Kamis, 19 Februari 2026 M, sehingga kemungkinan selisih satu hari dengan keputusan dari Muhammadiyah yang berpotensi kembali terjadi. Prediksi tersebut masih bersifat sementara serta menunggu keputusan final melalui sidang isbat yang akan dilaksanakan di akhir bulan Sya’ban.
Sidang Isbat Sebagai Penentu
Meskipun terdapat dua perbedaan prediksi hari pertama puasa 2026, keputusan resmi tetap diputuskan melalui sidang isbat yang mempertimbangkan hasil dari hisab dan rukyat secara nasional. Biasanya proses sidang isbat dilaksanakan pada sore hari menjelang 30 Sya'ban sebagai tahapan formal penetapan.
Keputusan sidang isbat menjadi pedoman bagi seluruh umat muslim di Indonesia, sehingga hasil dari pemantauan hilal di sejumlah titik lokasi sangat menentukan keputusan akhir. Melansir dari detik.com, proses tersebut selalu menggabungkan unsur ilmiah dan observasi lapangan agar hasilnya dapat diterima secara luas.
Baca juga: Bulan Ramadan Bulan Konsumtif, Kok Pengeluaran Justru Meningkat?
Jadi Warginet, perbedaan prediksi hari pertama puasa 2026 antara Muhammadiyah dan Kemenag sudah menjadi dinamika tahunan, sehingga kamu hanya perlu menunggu keputusan sidang isbat yang akan menjadi acuan resmi bagi seluruh masyarakat.
Sumber: https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-8228439/hari-pertama-puasa-2026-ini-prediksinya-menurut-kemenag-dan-muhammadiyah
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.