Produk Kreativitas UMKM Garut Melejit Kran Ekspor Terbuka Lebar


[Produk tas hasil kerajinan kulit dari Kabupaten Garut/ Sumber: Disparbud Jabar]

Produk kerajinan hasil kreativitas usama mikro kecil menegah (UMKM) Kabupaten Garut terus melejit, hingga membuka keran ekspor terbuka lebar.

Produk UMKM Garut yang terus mendapat perhatian ini, tentu menjadi peluang yang potensial untuk dikembangkan.

Potensi Kabupaten Garut ini disampaikan langsung oleh Tenaga Ahli FTA Center Bandung, Ponirin Sugito saat menjadi pemateri sosialisasi Hasil Perundingan Perdagangan Internasional Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Agreement Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI di Kabupaten Garut, Selasa (7/2/2023).

Pada kesempatan tersebut, Ponirin Sugito menjelaskan bahwa ekspor dari Jawa Barat itu 60 persen semua tertuju ke negara-negara RCEP dan 40 persennya ke negara-negara non RCEP.

Kemudian dalam kesempatan itu juga, pihaknya menyampaikan beberapa materi terkait produk yang hendak diekspor.

Salah satunya, bagaimana cara menggunakan atau memanfaatkan fasilitas tarif referensi yang diberikan oleh negara-negara tujuan ekspor khususnya yang tergabung di RCEP.

"Yang kedua juga memperkenalkan dokumen yang harus diisi untuk melakukan ekspor ke negara-negara yang tergabung di RCEP itu, jadi harus bisa menggunakan yang pertama surat keterangan asal (SKA) atau Certificate of Origin (COO), yang kedua harus bisa juga menggunakan deklarasi asal barang (DAB) yang bisa diisi secara mandiri oleh para eksportir dari Indonesia," lanjutnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut, Nia Gania Karyana, mengungkapkan, terselenggaranya acara sosialisasi terkait RCEP di Kabupaten Garut menjadi suatu kehormatan tersendiri bagi pihaknya.

Terlebih, kegiatan ini baru pertama kali digelar di Indonesia dan Garut menjadi lokasi pertamanya.

Ia berharap melalui kegiatan ini ada beberapa pelaku usaha asal Kabupaten Garut yang bisa melakukan ekspor ke luar negeri.

Apalagi, Kabupaten Garut ini memiliki komoditas prospektif ekspor seperti jagung, cabe, olahan tomat, hingga beberapa tanaman hortikultura dan hasil peternakan, perikanan serta kelautan.

"Ya, harapannya, kita kan mengundang 90 pelaku usaha ya minimal 10 pelaku usaha atau 50% pelaku usaha mampu memenuhi kriteria ekspor. Nah sehingga selain sale pisang gitu ya, kemudian apa beberapa produk kulit itu sudah ekspor, ini bisa lebih meningkatkan jumlah yang diekspor di Kabupaten Garut ke luar negeri gitu ya," harapnya.***


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka