Sejarah dan Perkembangan Kesenian Ibing Ngegel Jubleg


Kesenian Ibing Ngegel Jubleg atau dikenal juga sebagia kesenian ngegel jubleg merupakan kesenian tradisional yang lahir di Desa Mekar Sewu, Kecamatan Cisewu, Garut. Kesenian ini tercipta dari pengalaman sang penciptanya yakni Bapak Ukri. Kesenian ini lahir dari ketidaksengajaan dan terinspirasi dari pengalaman langsung sang pencipta yakni Bapak Ukri.

Pada awalnya kesenian ini tidak bisa dilakukan oleh semua orang karena kesenian ini hanya diajarkan kepada turunan Bapak Ukri . Sepeninggalnya Bapak Ukri kesenian ibing ngegel jubleg ini sempat meredup dan mulai dimunculkan kembali pada tahun 1990 oleh Aki Cahya yang juga merupakan keturunan dari Bapak Ukri. Setelah tahun 1990 kesenian ini semakin berkembang.

Pada awalnya seni ini hanya ditampilkan di acara seren tahun atau hajat bumi tetapi di masa Aki Cahnya kesenian ini digunakan sebagai saran hiburan dan muncul di berbagai macam acara. Untuk memeriahkan kesenian ini maka ditambah alat musik yang mengiringi, alat musik ini terdiri dari angklung buncis dan dog-dog.

Biasanya kesenian ibing ngegel jubleg ini dilakonkan oleh laki-laki yang memiliki fisik yang kuat dan teknik yang sesuai. Pelakon seni ini terdari berbagai kalangan dari kalangan muda, dewasa hingga tua.

Dalam praktiknya kesenian ngegel jubleg ini terdapat atraksi menggigiy jubleg, maka untuk para pelakon seni tersebut harus melatih kekuatan fisik sehingga dapat menggigit jubleg yang besar tersebut.

Sebagai generasi baru, Aki Cahya berusaha mengembalikian kejayaan kesenian ibing ngegek jubleg ini, ia mulai mengembangkan koreografi baru sehingga gerakan-gerakan dalam kesenian tersebut tidak hanya gerakan improvasi saja. Koregrafi ini bertujuan untuk memudahkan gerak para pelakon ketika sedang menggigit jubleg dan membuat kesenian tersebut menjadi lebih tertata. 

Meskipun kesenian ini semakin berkembang dan sering dipertunjukkan di berbagai acara tidak semua masyarakat Cisewu mengetahui kesenian ibing ngegel jubleg ini, bahkan pihak pemerintah Kecamatan Cisewu-pun dirasa kurang aktif dalam pengembangan dan pelestraian kesenian ngegel jubleg ini.


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka