ADVERTISEMENT
Beranda Dari Gunting ke Gelar Sarjana: Kisah Inspiratif Irawan Hidayah, Tukang Cukur yang Jadi Insinyur

Dari Gunting ke Gelar Sarjana: Kisah Inspiratif Irawan Hidayah, Tukang Cukur yang Jadi Insinyur

2 minggu yang lalu - waktu baca 2 menit
Dari Gunting ke Gelar Sarjana: Kisah Inspiratif Irawan Hidayah, Tukang Cukur yang Jadi Insinyur

Siapa sangka, tangan yang biasa memegang gunting rambut kini juga memegang gelar insinyur. Adalah Irawan Hidayah, pria asal Desa Banyuresmi, Kabupaten Garut, yang membuktikan bahwa latar belakang bukanlah batas bagi mimpi besar.

Lahir dari keluarga sederhana yang menjunjung tinggi pendidikan, Irawan menamatkan SMA Muhammadiyah Banyuresmi pada 1996. Usai lulus, ia tak langsung memilih bangku kuliah, justru memutuskan merantau ke Jakarta. Tujuannya? Belajar memangkas rambut, mengikuti jejak teman-teman kampungnya yang lebih dulu sukses membuka barbershop di ibu kota.

Di Jakarta, Irawan memulai segalanya dari nol. Selama enam bulan pertama, ia belajar langsung dari jalanan, menawarkan jasa potong rambut dari kampung ke kampung di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

Perlahan tapi pasti, keahliannya membawa dia bekerja di kios pangkas rambut di Pondok Pinang. Tahun 2000 jadi titik balik penting ketika ia diterima bekerja di barbershop "Fix Up", Santa, Kebayoran Baru. “Dari tempat ini, hidup saya berubah,” kenang Irawan.

Di kursi barbershop, ia tak hanya memangkas rambut, tapi juga menyerap ilmu dari obrolan para pelanggan. Dari pejabat BUMN, polisi, anggota DPR, hingga menteri; semua pernah duduk di kursinya. Obrolan-obrolan itulah yang diam-diam memperkaya cara pandangnya tentang dunia.

Dapat Gelar Sarjana.jpgPerbesar +

Potret Irawan Hidayah Saat Prosesi Wisuda

Salah satu pertemuan paling bersejarah terjadi dengan Basuki Hadimuljono, Menteri PUPR kala itu. Dari diskusi santai, lahirlah ide besar: Perumahan khusus untuk para tukang cukur asal Garut (Asgar). Butuh tekad dan komunikasi intens, tapi pada 2019 proyek itu benar-benar terwujud, bahkan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Tak ingin berhenti sampai di situ, Irawan sadar bahwa mimpinya belum selesai. Atas dorongan sang menteri, ia mendaftar kuliah di Universitas Krisnadwipayana, Bekasi, mengambil jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota.

“Saya ingin jadi bukti nyata bahwa tukang cukur juga bisa punya mimpi tinggi,” ucapnya mantap.

Butuh hampir empat tahun, namun hasilnya sepadan. Irawan kini resmi menyandang gelar Sarjana Teknik dan berhak dipanggil insinyur. Gelar yang dulunya mungkin terasa jauh, kini berhasil ia raih berkat ketekunan dan semangat belajar yang tak pernah padam.

Kini, sebagai Ketua Asgar Indonesia, Irawan dikenal bukan hanya sebagai tukang cukur, tapi sebagai simbol perubahan. Ia terus berjuang menciptakan masa depan lebih baik bagi komunitasnya, menginspirasi bahwa profesi apapun bisa jadi pintu menuju keberhasilan.

“Saya ingin jadi bukti hidup bahwa asal kita punya tekad dan kemauan belajar, profesi apapun bisa jadi jalan menuju kesuksesan,” tutupnya.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.