Warga Garut Desak Penutupan Grup Facebook "Gay Garut Kota”
Munculnya grup Facebook bernama “Gay Garut Kota” memicu kekhawatiran dan penolakan dari sejumlah warga Garut. Grup tersebut dinilai meresahkan karena menggunakan nama daerah secara terbuka untuk aktivitas yang dianggap tidak sesuai dengan norma sosial, serta memuat konten yang dinilai mengandung unsur asusila.
Meski aktivitas grup tersebut terpantau tidak terlalu aktif, isi dari beberapa unggahan dan komentar di dalamnya dianggap melampaui batas kepatutan. Penggunaan bahasa vulgar dan ajakan terbuka untuk praktik pencarian jodoh sesama jenis memicu kritik dari elemen masyarakat, termasuk organisasi kepemudaan di wilayah tersebut.
Keberadaan grup ini memunculkan dorongan dari masyarakat agar pemerintah, khususnya aparat penegak hukum dan instansi terkait, segera melakukan penelusuran terhadap identitas pengelola maupun anggota aktif grup tersebut. Langkah hukum dianggap penting untuk mencegah berkembangnya keresahan di tengah masyarakat dan menjaga citra daerah agar tidak tercoreng oleh konten yang tidak mewakili nilai-nilai lokal.
Selain itu, terdapat kekhawatiran atas beredarnya gambar-gambar yang dianggap tidak pantas, dengan beberapa di antaranya menampilkan wajah individu tanpa sensor yang jelas. Meskipun keaslian dari akun-akun tersebut belum bisa dipastikan, konten yang muncul di dalam grup telah dianggap menyalahi etika dan batas norma penggunaan media sosial.
Dorongan masyarakat juga mencerminkan keresahan akan minimnya pengawasan terhadap ruang digital yang menggunakan identitas daerah secara terbuka. Masyarakat berharap pemerintah daerah bersama kementerian terkait serta aparat kepolisian dapat mengambil tindakan cepat dan terukur untuk menangani fenomena semacam ini, guna menjaga ketertiban dan ketenangan publik di era digital.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.