Beranda Sejarah Perang Bubat: Majapahit dan Sunda yang Penuh Tragedi
ADVERTISEMENT

Sejarah Perang Bubat: Majapahit dan Sunda yang Penuh Tragedi

2 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Sejarah Perang Bubat: Majapahit dan Sunda yang Penuh Tragedi, Source: Unsplash

Tragedi sejarah perang Bubat antara Majapahit dan Sunda tahun 1357 menjadi kisah kelam yang meninggalkan luka mendalam hingga berabad-abad lamanya.

Sejarah perang Bubat menjadi salah satu catatan penting dalam perjalanan panjang Nusantara. Konflik yang terjadi antara Majapahit dan Sunda ini bukan sekadar peristiwa politik, melainkan juga tragedi yang melekat hingga kini dalam budaya Jawa dan Sunda.

Baca juga: Mengenal Rumah Adat Sunda dan 8 Jenisnya yang Unik

Penyebab Perang Bubat

Perang Bubat berawal dari niat Raja Majapahit, Hayam Wuruk, untuk menikahi Dyah Pitaloka Citraresmi, putri Prabu Linggabuana dari Kerajaan Sunda. Namun, Gajah Mada melihat momentum ini sebagai bagian dari sumpahnya menaklukkan Nusantara. Rombongan Sunda pun ditempatkan di Pesanggrahan Bubat.

Keputusan sepihak Gajah Mada menyebut Dyah Pitaloka Citraresmi sebagai upeti memicu kemarahan pihak Sunda. Mereka memilih melawan walaupun jumlah pasukan jauh lebih sedikit. Pertempuran singkat yang tidak seimbang itu akhirnya menewaskan banyak prajurit Sunda, termasuk Prabu Linggabuana. Dyah Pitaloka Citraresmi pun memilih belapati sebagai wujud menjaga kehormatan.

Tokoh dan Dampak Perang

Raja Majapahit, Hayam Wuruk, menyesali keputusan Gajah Mada yang berakhir pada tragedi. Menurut Kidung Sunda, hubungan antara keduanya renggang setelah kejadian itu. Tragedi Bubat menciptakan luka mendalam serta membekukan hubungan Majapahit dan Sunda selama berabad-abad.

Bahkan setelah kerajaan-kerajaan itu runtuh, bayang-bayang konflik tetap membekas. Baru pada 2015 dan 2018 upaya rekonsiliasi budaya digelar di Jawa Barat. Dikutip dari Antara, peresmian nama jalan serta pagelaran budaya menjadi simbol menyatukan kembali harmoni Jawa dan Sunda.

Jejak Sejarah dan Rekonsiliasi

Perang Bubat meninggalkan jejak kuat dalam literatur maupun tradisi lisan. Karya seperti Kidung Sundayana hingga catatan sejarah modern menekankan pentingnya tragedi ini sebagai pengingat bahaya kesalahpahaman politik.

Sekarang, rekonsiliasi menjadi langkah penting untuk menutup luka sejarah. Berdasarkan website resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, budayawan Deddy Mulyadi, mengungkap kembali kisah perang Bubat yang mana bukan untuk membuka luka lama, melainkan sebagai kritik agar generasi penerus belajar dari kesalahan masa lalu.

Baca juga: Benarkah Sundaland adalah Benua Tenggelam Cikal Bakal Indonesia?

Nah Warginet, perang Bubat bukan sekadar kisah masa lalu, melainkan juga gambaran bagaimana politik, budaya, dan harga diri dapat memicu tragedi besar. Dengan rekonsiliasi, semoga warisan sejarah ini menjadi pelajaran untuk menjaga persatuan dan harmoni bangsa.

 

Source: https://tirto.id/sejarah-perang-bubat-majapahit-vs-sunda-penyebab-lokasi-dampak-f9Jw

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.