Sejarah Raden Kiansantang Dalam Babad Godog


Babad merupakan sebuah karya sastra yang ditulis menggunakan Bahasa Sunda atau Jawa yang menceritakan peritiwa bersejarah seperti kepahlawanan atau peperangan. Meskipun menceritkana sebuah sejarah terkadang di dalam babad terdapat mitos hingga dongeng yang diselipkan di dalamnya. Salah satu babad sunda yang menceritakan tentang Raden Kiansantang adalah Babad Gogod.

Babad Godog menceritakan sejarah penyebaran agama islam di tatar Sunda yang dilakukan oleh Raden Kiansantang yang merupaka putra dari Prabu Siliwangi. Sebagai putra dari Prabu Siliwangi, Raden Kiansantang dikenal sebagai orang sakti dan kuat bahkan ia tidak pernah melihat darahnya sendiri.

Untuk menguji kekuatannya Raden Kiansantang mengumpulkan para jagoan yang siap untuk melawannya. Aksi ini dilakukan untuk mengetahui siapakah yang bisa mengalahkan Raden Kiansantang. Kemudian terdapat seorang pria tua yang konon merupakan penjelmaan malaikat Jibril memberitahun Raden Kiansantang bahwa ada satu orang yang dapat mengalahkannya, orang tersebut adalah Bagenda Ali dari Mekah.

Kemudian Raden Kiansantang atas izin ayahnya yakni Prabu Siliwangi pergi ke Mekah untuk menemui Bagenda Ali. Namun, diperjalanannya ia dicegat oleh seorang putri cantik yang memintanya untuk membuatkan untaian bintang. Ketika Raden Kiansantang berusaha untuk menangkap bintang-bintang di langit bintang-bintang tersebut malah menjauhinya sehingga Raden Kiansantang mengejar bintang-bintang tersebut hingga ke Mekah.

Di Mekah ia bertemu dengan seorang lelaki tua yang sedang memikul tiang dan membawa tongkat, kemudian sang lelaki tua itu menghampiri Raden Kiansantang dan mengetahui maksud kedatangan Raden Kiansantang ke Mekah. Lelaki tersebut akan mempertemukan Raden Kiansantang dengan Bagenda Ali. Sebelum mengantarkanya ke Bagenda Ali sang lelaki tua itu menancapkan tongkatnya ke tanah , Raden Kiansantang berusaha untuk mencabut tongkat tersebut.

Dengan segala kekuatan yang dimilikinya Raden Kiansantang berusaha untuk mencabut tiang tersebut bahkan saking berusahanya darah-pun mengucur dari pori-pori kulit Raden Kiansantang. Akhirnya Raden Kiansantang menyerah dan mengatakan bahwa ia tidak bisa menyabut tongkat tersebut dan kemudian Raden Kiansatang-mun masuk agama islam dan diakui sebagai sahabat Nabi. Setelah masuk agama islam ia-pun kembali ke kampung halamannya yakni Kerajaan Pajajaran untuk menyebarkan agama islam.

Raden Kiansantan kembali ke Kerajaan Pajajaran dan mengajak Prabu Siliwangi sang ayah untuk masuk agama islam. Namun, Prabu Siliwangi menolak ajakan Raden Kiansantang untuk masuk agama islam dan Prabu Siliwangi-pun kabur memilih untuk pergi dari istananya. Prabu Siliwangi merubah wujudnya menjadi harimau dan Kerajaan Pajajaran berubah menjadi hutan belantara. Meskipun begitu, Raden Kiansantang terus menyebarkan agama islam hingga sampailah ia di Gogod dan menetap disana. Bahkan berdasarkan babad godog ini disebutkan bahwa Raden Kiansantang menghabiskan hidupnya di Godog dan dimakamkan di Godog.

 

 

 

 

 

Sumber : Seputar Garut, Darpan dan Budi Suhardiman


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka