ADVERTISEMENT
Beranda NISAR: Satelit Canggih Pertama Kolaborasi India-AS, Pantau Perubahan Bumi

NISAR: Satelit Canggih Pertama Kolaborasi India-AS, Pantau Perubahan Bumi

12 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
NISAR: Satelit Canggih Pertama Kolaborasi India-AS, Pantau Perubahan Bumi. (Source: Pixabay/@dilsadakcaoglu)

India dan Amerika Serikat baru saja meluncurkan satelit pengamatan Bumi pertama di dunia yang menggunakan dua frekuensi radar berbeda. 

Satelit yang dibuat secara kolaborasi tersebut, dinamakan NISAR (NASA-ISRO Synthetic Aperture Radar) dan digadang-gadang sebagai proyek kolaborasi luar angkasa paling ambisius antara kedua negara. 

Satelit itu dibuat dengan tujuan utama memantau perubahan kecil di permukaan Bumi, yang dapat berdampak besar terhadap lingkungan global.

Peluncuran dilakukan pada hari Rabu pukul 17:40 waktu India dari Satish Dhawan Space Centre di India selatan. Satelit yang menjadi simbol kemitraan strategis antara ISRO (Indian Space Research Organisation) memiliki berat 2.392 kg. Nasa juga berusaha mengembangkan alat yang berguna sebagai pemantauan global, teknologi radar tercanggih.

Baca Juga: Helm Stormtrooper Episode IV A New Hope Terjual Rp41 Miliar: Rekor Tertinggi dari Memorabilia Star Wars

Satelit Canggih Pertama dan Kontribusi Global

DIketahui infogarut dari bbc.com, NISAR merupakan satelit pertama dengan fungsi utama guna mengamati dan mengawasi Bumi menggunakan dua frekuensi radar. Kedua frekuensi itu adalah L-band milik NASA dan S-band milik ISRO. Teknologi ini memungkinkan satelit untuk mendeteksi perubahan sekecil beberapa sentimeter di daratan, lapisan es, maupun wilayah pesisir. 

Dengan orbit kutub sinkron matahari (sun-synchronous polar orbit), satelit ini akan mengamati area yang sama setiap 12 hari, memberikan data konsisten untuk memantau perubahan secara real-time.

Menurut Mila Mitra, mantan ilmuwan NASA, satelit ini akan memberikan data penting bagi kesiapsiagaan bencana, pemantauan iklim, dan penelitian ilmiah jangka panjang. Teknologi ini dinilai penting untuk mengamati gejala awal bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, hingga mencairnya es di kutub.

Proyek gabungan senilai $1,5 miliar USD ini tidak hanya akan membantu India dan AS, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi komunitas global dalam menghadapi perubahan iklim dan bencana alam. Kepala Divisi Ilmu Bumi NASA, Karen St Germain, menyebut NISAR sebagai radar paling canggih yang pernah dibangun NASA.

“Dengan NISAR, kita bisa melihat tanda-tanda awal dari potensi bencana alam serta perubahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pertanian, pembangunan infrastruktur, dan urbanisasi,” ujarnya.

Diketahui, bahwa satelit ini akan menjalani masa pengujian selama 90 hari sebelum mulai beroperasi secara penuh.

Baca Juga: Oshikatsu: Fenomena Baru yang Dongkrak Ekonomi Jepang

Simbol Kemajuan India di Bidang Antariksa

Ketua ISRO, V Narayanan, menyebut NISAR sebagai “satelit penyelamat nyawa” yang menunjukkan peningkatan peran India dalam kepemimpinan global di bidang antariksa. Menteri Ilmu Pengetahuan India, Jitendra Singh, juga menyatakan bahwa proyek ini merupakan salah satu bentuk jabat tangan ilmiah India kepada dunia yang mencerminkan meningkatnya kolaborasi internasional ISRO.

Peluncuran ini mengikuti keberhasilan India dalam berbagai misi luar angkasa lainnya, termasuk pendaratan bersejarah di kutub selatan Bulan pada Agustus 2023 dan misi pengamatan Matahari. 

Disebutkan juga bahwa pada tahun 2027 akan meluncurkan Gaganyaan sebagai penerbangan ke luar angkasa pertama. Adapun stasiun luar angkasa akan dibangun pada tahun 2035, dan pada tahun 2040 nanti, menjadi waktu untuk dikirimnya astronot ke Bulan.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.