Asal Usul Tradisi Honeymood bagi Pengantin Baru
Istilah honeymoon, kala ini biasanya dilakukan oleh kebanyakan pengantin baru pasca melangsungkan pernikahan sebagai bentuk memulai berbagi kasih sayang.
Tradisi bulan madu atau honeymoon seringkali diasosiasikan dengan momen romantis pasca-pernikahan, di mana pasangan pengantin baru pergi berlibur untuk menikmati waktu bersama.
Istilah honeymoon, pertama kali muncul pada abad ke-16 sebagaimana yang dilansir dari Historia dalam karya Richard Huloet dan dalam kamus terkenal milik Samuel Johnson.
Pada mulanya istilah tersebut berasal dari kata hony mone, yang kala itu menggambarkan masa penuh kasih sayang di awal setelah pernikahan berlangsung. Kata itu juga menyiratkan bahwa keintiman akan memudar seiring berjalannya waktu.
Perjalanan romantis sebagai bagian dari tradisi honeymoon baru populer sekitar akhir abad ke-19, terutama di kalangan aristokrat Eropa dan Amerika. Praktik ini dikenal dengan istilah bridal tour, yakni pasangan pengantin mengunjungi kerabat yang tidak sempat hadir di pesta pernikahan.
Seiring berkembangnya sistem transportasi dan munculnya industri pariwisata modern, bulan madu kemudian berubah menjadi simbol privasi, romantisme, dan relaksasi pasca-resepsi.
Saat ini, bulan madu menjadi agenda penting dalam rangkaian pernikahan di banyak budaya di seluruh dunia. Bukan hanya sebagai masa liburan, tetapi juga sebagai momen untuk mempererat ikatan emosional antar pasangan.
Baca Juga: Krisis Rumah Tangga? Menelisik Penurunan Pernikahan dan Lonjakan Angka Perceraian di Indonesia
Simbol Cinta, Liburan, dan Privasi Pasca Pernikahan
Senada dengan penjelasan artikel Historia.id, tradisi bulan madu modern memuncak pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Pada masa ini, konsep honeymoon berubah menjadi perjalanan berdua yang terkesan lebih privat, romantis, dan jauh dari keramaian sosial.
Pasangan pengantin, biasanya mulai memilih destinasi eksotik dan resort mewah sekadar untuk merayakan kehidupan baru mereka berdua.
Pada awal berkembangnya seperti sekarang ini, honeymoon sering kali diartikan sebagai waktu untuk membangun ikatan emosional tanpa gangguan eksternal. Bonnie Penner menyebut ini sebagai kesempatan baru bagi pasangan untuk mengenal satu sama lain lebih dalam, menjauh dari kerumunan dan norma sosial pasca resepsi.
Baca Juga: 17 Tradisi Pernikahan Adat Sunda yang Penuh Nilai dan Makna
Kini, bulan madu sering dianggap sebagai bagian esensial dalam perencanaan pernikahan. Selain menyiratkan romantisme, tapi juga sebagai bentuk relaksasi pasangan pasca pernikahan.
Industri pariwisata bahkan secara aktif memasarkan paket honeymoon eksklusif yang disesuaikan dengan segala kebutuhan pasangan modern.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.