ADVERTISEMENT
Beranda 17 Tradisi Pernikahan Adat Sunda yang Penuh Nilai dan Makna

17 Tradisi Pernikahan Adat Sunda yang Penuh Nilai dan Makna

23 jam yang lalu - waktu baca 4 menit
17 Tradisi Pernikahan Adat Sunda yang Penuh Nilai dan Makna. (Source: doc pribadi)

Pernikahan adat Sunda tidak hanya merayakan dua insan yang bersatu, tetapi juga dipenuhi ritual dan filosofi yang menegaskan nilai-nilai budaya dan keharmonisan dalam keluarga.

Pernikahan adat Sunda dikenal sebagai salah satu warisan budaya Nusantara yang kaya akan nilai filosofis dan tata cara unik di setiap prosesnya. Setiap tahapannya tidak hanya sekadar seremoni, tetapi juga mencerminkan tradisi turun-temurun yang mengajarkan tentang kesopanan, tanggung jawab, serta penghormatan terhadap orang tua dan leluhur. 

Dari awal lamaran hingga saweran, seluruh prosesi pernikahan dalam adat Sunda menyimpan makna mendalam yang memperkaya momen sakral penyatuan dua insan. Prosesi pernikahan secara adat Sunda ini dibagi pada dua rangkaian acara, yakni acara pra-pernikahan dan prosesi yang dilakukan di hari pernikahan.

Baca Juga : Sejarah dan Makna Mapag Panganten, Tradisi Pernikahan dalam Adat Sunda yang Ada Sejak Tahun 1920-an

Rangkaian Acara Pra-Pernikahan

1. Neundeun Omong (Nandeun Omong)

Prosesi awal dimana keluarga pria mengunjungi pihak wanita untuk menyampaikan niat resmi menikah. Ini menegaskan adanya niat dan komitmen yang kuat dari calon pengantin pria.

2. Narosan (Lamaran)

Keluarga pria menyerahkan seserahan seperti sirih lengkap, cincin rotan, dan barang simbolis yang menandakan kesiapan membiayai pernikahan.

3. Nyanggakeun (Seserahan)

Pemberian seserahan berupa uang, pakaian, dan barang kebutuhan rumah tangga sebagai bentuk penghargaan dan kesiapan membangun rumah tangga.

4. Pengajian

Acara doa bersama keluarga dan kerabat sebelum pernikahan, sebagai bentuk permohonan restu dan keberkahan.

5. Ngecagkeun Aisan

Ibu menggendong calon pengantin perempuan, sementara ayah membawakan lilin — simbol kasih sayang orang tua dan lampu kehidupan baru

6. Ngibakan (Siraman)

Calon pengantin dimandikan dengan air bunga sebanyak ganjil (7/9/11) untuk menyucikan lahir dan batin, disertai simbol pelepasan tanggung jawab orang tua.

7. Ngeuyeuk Seureuh

Calon mempelai meminta restu orang tua melalui simbol sirih, pinang, dan mengikat daun sebagai tanda silih asih, asah, dan asuh. 

Pada momen ini juga dilakukan prosesi sungkem dan membasuh kaki orang tua sebagai tanda bakti, diikuti penyemprotan wangi dan pelukan simbol penghormatan.

Baca Juga: Tradisi Pabetot-betot Bakakak Hayam Dalam Pernikahan Adat Sunda

Rangkaian Acara di Hari H Pernikahan

1. Ngabageakeun

Prosesi ini menjadi salah satu prosesi sebelum acara dimulai, di mana Calon Penganti Pria (CPP) akan disambut dengan hangat oleh keluarga Calon Pengantin Wanita (CPW). dalam penyambutan ini biasanya dilakukan pengalungan mangle atau lebih dikenal dengan pengalungan bunga melati oleh ibunda dari CPW. 

Melati yang memiliki lambang sakral dalam adat Sunda, sebagai simbol dari sambutan bahagia yang kemudian nantinya CPP akan diampit oleh kedua orang tua CPW. 

2. Akad Nikah (Ijab Kabul)

Ijab kabul merupakan prosesi yang paling sakral di antara yang lainnya dan dipandu langsung oleh penghulu yang merupakan petugas langsung dari KUA, sehingga status keduanya sah menjadi suami dan istri.

3. Sungkem

Setelah melakukan akad nikah, kedua mempelai duduk bersimpuh dan mencium tangan orang tua, memohon maaf dan meminta restu agar rumah tangga yang akan dijalani oleh keduanya memperoleh berkah.

4. Meuleum Palika / Harupat

Membakar lidi sebayak tujuh batang ini kemudian dipadamkan ke dalam kendi yang sudah berisikan air. Hal ini melambangkan kesabaran, rukun iman, dan resolusi bersama dalam masalah keluarga. 

5. Lukutan Endog (Nincak Endog)

Pengantin pria menginjak telur sebagai simbol tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga, dilanjutkan oleh pengantin wanita yang mencuci kaki suami. Setelah itu, dilanjutkan dengan memecahkan kendi yang dilakukan bersama untuk menunjukkan kesucian hati.

6. Huap Lingkung

Huap lingkup dilakukan oleh kedua orang tua yang menyuapi masing-masing anak-anaknya, kemudian disusul oleh kedua pengantin yang saling menyuapi satu sama lain, yang meyimbolkan saling berbagi dalam berumah tangga.

7. Pabetot Bakakak Hayam

Prosesi menarik ayam bakar bersama dengan menentukan siapa yang mendapatkan bagian paling besar harus berbagi, sebagai simbol keadilan dan kebersamaan dalam mengejar rezeki dalam berumah tangga.

8. Muka Panto

Prosesi ada dengan membukakan pintu ini sudah jarang dilakukan. Pengantin pria yang berada di luar ruangan mengetuk pintu yang di dalamnya sudah ada pengantin wanita, kemudian dilanjutkan dengan saling berbalas pantung, hingga pada akhirnya pintu dibukakan oleh pengantin wanita.

9. Ngaleupaskeun Japati 

Pelepasan merpati dilakukan oleh kedua pengantin diiringi oleh kedua orang tua masing-masing. Hal tersebut dimaknai sebagai prosesi melepas masa lajang kedua pengantin, sekaligus melepaskan keduanya untuk mulai hidup mandiri.

10. Saweran

Penghujung prosesi adat Sunda pada pernikahan, dilakukan saweran yang di mana pengantin dihujani uang, beras, dan permen sebagai syarat dan doa agar rumah tangga diberi kemakmuran, kesejahteraan, dan kebahagiaan.

Makna Utama Prosesi Pernikahan Adat Sunda

Setiap rangkaian acara pernikahan adat Sunda ini menjadi tradisi yang kaya akan budayanya, terlebih menekankan pada nilai-nilai sunda silih asih, silih asah, dan silih asuh. Selain itu juga, prosesi ini menjadi bentuk penghormatan terhadap orang tua. 

Bukan hanya meramaikan perayaan, tetapi hal tersebut juga dilakukan guna mendidik pasangan untuk memulai kehidupan rumah tangga dengan landasan nilai-nilai luhur.

Dengan memahami makna di balik 17 ritual di atas, pernikahan adat Sunda akan menjadi lebih bermakna, bukan sekadar seremonial, tetapi juga sebagai sarana memperkuat ikatan emosional dan spiritual kedua mempelai serta keluarga besar mereka.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.