Beranda Statistik Pemerintah Kerap Diragukan Secara Ilmiah
ADVERTISEMENT

Statistik Pemerintah Kerap Diragukan Secara Ilmiah

1 hari yang lalu - waktu baca 2 menit
Statistik Pemerintah Kerap Diragukan Secara Ilmiah, Source: Freepik

Berbagai data ekonomi seperti inflasi, GDP, dan pengangguran dari statistik pemerintah terus dipertanyakan akurasinya oleh para ahli.

Statistik yang dikeluarkan pemerintah sering kali menjadi rujukan utama dalam menilai keadaan ekonomi, mencakup dari data pengangguran, tingkat inflasi, hingga pertumbuhan PDB. Namun, semakin banyak pakar, baik dari kalangan akademisi maupun ekonom yang menilai bahwa keakuratan data perlu ditinjau ulang karena adanya kekurangan dalam metodologi serta kemungkinan campur tangan politik.

Baca juga: Dorong Investasi, Bupati Garut Ingin Naikkan PDRB

Data Pengangguran

Penghitungan data pengangguran dianggap tidak menggambarkan realita karena tidak memasukkan kelompok pekerja yang telah menyerah mencari kerja (discouraged workers). Hal ini membuat angka statistik pemerintah terlihat lebih baik dari pada yang sebenarnya.

Angka Inflasi

Dalam laporan inflasi seperti Consumer Price Index (CPI), pemerintah menggunakan metode substitusi yang menganggap bahwa masyarakat akan memilih produk lebih terjangkau. Hal ini secara teknis menurunkan angka inflasi, meskipun daya beli masyarakat menurun.

Hitungan PDB

Statistik pemerintah dalam perhitungan PDB memasukkan nilai-nilai yang tidak terlihat seperti imputed rental income atau interest income. Bahkan kegiatan ekonomi yang tidak formal, pekerjaan rumah tangga, serta sukarela tidak masuk dalam perhitungan, sehingga angka PDB tampak lebih tinggi dari kenyataan sesungguhnya.

Penjualan Eceran

Data mengenai penjualan eceran hanya mengukur total nilai uang, bukan jumlah barang yang dibeli. Jika inflasi pada perhitungan terlalu rendah dalam perhitungan, maka penjualan akan terlihat meningkat, padahal mungkin volume barang yang terjual justru menurun.

Laporan Defisit

Statistik pemerintah mengadopsi sistem cash accounting yang tidak mencakup seluruh kewajiban fiskal seperti jaminan sosial dan biaya kesehatan. Jika menggunakan sistem GAAP (akuntansi akrual), sebetulnya defisit lebih besar dari pada yang dilaporkan.

Baca juga: Payment ID, Sistem Baru BI untuk Deteksi Keuangan Warga 

Nah Warginet, penting untuk memahami kekurangan dalam statistik pemerintah penting agar tidak mudah terjebak oleh angka-angka yang tampak mengesankan di permukaan. Selalu bersikap kritis terhadap penyajian ekonomi, termasuk data pengangguran, inflasi, PDB, serta defisit anggaran. Kesejahteraan yang sejati tidak cukup diukur dengan angka, tetapi harus dirasakan di kehidupan sehari-hari.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.