"Ucing", Istilah Kaulinan Barudak Sunda yang Punya Banyak Makna


Warginet pasti nggak asing dengan beberapa permainan tradisional Sunda atau bisa dikenal dengan kaulinan barudak yang rata-rata namanya diawali dengan kata ‘ucing’. Beberapa contoh permainannya itu ada ucing sumput, ucing bancak, ucing baledog, ucing jidar, dll. Kira-kira kenapa ya disebut dengan ucing? Yuk simak penjelasan berikut. 

 

Ucing adalah kata bahasa sunda yang artinya kucing. Biasanya mereka bermain dengan menentukan siapa yang menjadi ucing, dengan cara hompimpah. Dalam permainan ini, peran ucing diberikan untuk mereka yang kalah dalam undian. Sang ucing harus bangkit dari kekalahannya dengan mendapatkan sesuatu yang disembunyikan lawannya. 

 

Jika sang ucing ini bisa menaklukan anak lain, dia jadi pemenangnya dan bisa meninggalkan perannya. Siapapun bisa jadi ucing ketika berhasil ditaklukan. Dibalik permainan ini terkandung beberapa unsur pendidikan dan sosial yang bisa kita pelajari yang mungkin nggak disadari banyak orang. 

 

Warginet tau kan kalo kucing itu karakternya lincah, baik dan menggemaskan meskipun dia suka diem-diem nyuri makanan. Peran yang seringkali dihindari ini justru yang harus kita contoh dalam kehidupan yang sebenarnya, harus cekatan dalam berjuang untuk keluar dari keterpurukan. 

 

Setiap permainan ini dilakukan secara berkelompok tanpa memandang gender, sehingga bisa terjalin kebersamaan. Selain itu, permainan tradisional ini tidak berpacu pada gender. Artinya, laki-laki maupun perempuan bisa jadi ucing dan bisa bermain bersama. Wah ternyata kaulinan barudak  juga punya makna tersendiri ya. Hayu ah urang ucing-ucingan!***

 

Sumber: Ani Rostiyati

 

Caption

 

(foto: blogspot.com)


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka