Beranda Viral di TikTok "Jangan ke Garut Banyak Ormas”, Kenapa Ya?

Viral di TikTok "Jangan ke Garut Banyak Ormas”, Kenapa Ya?

2 minggu yang lalu - waktu baca 2 menit
Ilustrasi/AI

Baru-baru ini, beredar video viral di TikTok yang mengundang perhatian publik, hingga muncul narasi “Jangan ke Garut Banyak Ormas".

Video tersebut memperlihatkan aksi sweeping yang dilakukan oleh sekelompok anggota organisasi masyarakat (ormas) terhadap warung makan yang buka di siang hari selama bulan Ramadan di Kabupaten Garut.

Sebetulnya apa yang terjadi?

Berawal dari Aksi Sweeping hingga Menjadi Sorotan

Dalam video yang beredar luas, terlihat beberapa anggota ormas mendatangi warung makan dan meminta pemiliknya menutup usaha mereka hingga waktu berbuka puasa. Aksi ini berlangsung di beberapa titik di Garut pada awal Ramadan dan disebut sebagai upaya menegakkan norma agama serta menghormati umat Muslim yang sedang berpuasa.

Namun, tindakan ini menuai reaksi keras dari berbagai pihak. Banyak yang menilai bahwa sweeping oleh ormas tidak memiliki dasar hukum yang jelas dan tidak seharusnya dilakukan tanpa wewenang resmi. Pemilik warung yang menjadi sasaran pun mengaku merasa terintimidasi dan terpaksa menghentikan usahanya meskipun tidak ada larangan resmi dari pemerintah.

Respons Pemerintah dan Masyarakat

Pemkab Garut menyayangkan aksi sweeping warung saat Ramadan, menegaskan bahwa penegakan aturan adalah tugas aparat, bukan ormas. Bupati mengimbau semua pihak menghormati hukum dan melaporkan pelanggaran kepada yang berwenang.

MUI Garut juga mengkritik tindakan tersebut, menegaskan bahwa menghormati Ramadan tidak berarti memaksa warung tutup. Setelah mendapat kecaman, ormas yang terlibat meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya.

Kepolisian memberi peringatan tegas agar sweeping ilegal tidak terulang dan mengajak masyarakat melaporkan tindakan serupa demi menjaga ketertiban.

Diadakan Audiensi Aliansi Umat Islam Bersama Pemkab Garut di Gedung DPRD

Aliansi Umat Islam (AUI) Kabupaten Garut menggelar audiensi dengan Forkopimda di DPRD Garut, Jumat (14/3/2025), terkait maraknya warung yang tetap beroperasi di siang hari selama Ramadan. Mereka menilai hal ini melanggar norma agama dan mengganggu kekhusyukan ibadah, serta mendesak Pemkab Garut bertindak tegas.

Suasana yang awalnya kondusif berubah tegang saat perwakilan AUI, Habib Basim Alhabsyi, dipotong oleh Bupati Garut Abdusy Syakur Amin, hingga ia memilih keluar dari ruang rapat. Ketegangan meningkat ketika Bupati dan Wakil Bupati harus meninggalkan audiensi lebih awal, memicu kekecewaan di pihak aliansi yang merasa aspirasi mereka belum didengar sepenuhnya.

Bupati berusaha meredakan situasi dengan menjelaskan alasan kepergiannya, namun tidak sepenuhnya diterima oleh aliansi. Meski sempat memanas, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk melanjutkan dialog di kesempatan berikutnya demi mencari solusi bersama.

Semua pihak diharapkan dapat menghormati hak individu dan menyerahkan penegakan aturan kepada pihak berwenang, bukan bertindak sendiri atas nama kelompok tertentu.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.