Beranda Ada Mutasi Genetik Langka? Ilmuwan Ungkap DNA Adolf Hitler
ADVERTISEMENT

Ada Mutasi Genetik Langka? Ilmuwan Ungkap DNA Adolf Hitler

3 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Ada Mutasi Genetik Langka? Ilmuwan Ungkap DNA Adolf Hitler

Riset DNA Adolf Hitler mengungkap kemungkinan Kallmann Syndrome yang memengaruhi perkembangan seksual berdasarkan sampel darah tahun 1945.

Penelitian terbaru mengenai DNA Adolf Hitler mengungkap adanya temuan menarik terkait dugaan mutasi genetik yang selama ini hanya menjadi spekulasi tanpa dasar ilmiah. Studi ini membuka perspektif baru tentang sisi biologis Hitler yang sebelumnya tidak pernah terverifikasi secara ilmiah.

Baca juga: Feodalisme: Sistem Kekuasaan Abad Pertengahan

Mutasi Genetik

Mengutip dari AFP, analisis ilmiah terhadap DNA Adolf Hitler ditemukan indikasi kuat adanya Kallmann Syndrome. Kondisi tersebut dikenal dapat menghambat perkembangan seksual, termasuk menurunkan kadar testosteron, menimbulkan testis tidak turun, hingga berpotensi memicu mikropenis pada penderitanya.

Penelitian tersebut dipersiapkan dalam dokumenter Hitler’s DNA: Blueprint of a Dictator yang melibatkan tim ilmuwan internasional serta sejarawan. Para peneliti menerangkan bahwa gangguan genetik tersebut tidak memiliki hubungan dengan tindakan kejahatan perang Hitler, melainkan sebatas informasi medis yang dulunya belum terungkap.

Sampel Tahun 1945

Sampel DNA Adolf Hitler didapatkan dari kain sofa tempat Hitler mengakhiri hidupnya pada 1945, karena tidak ada sampel biologis resmi lain yang bisa diverifikasi. Pengecekan ini sekaligus menepis rumor lama terkait dugaan garis keturunan Yahudi yang kerap menjadi bahan dugaan publik selama bertahun-tahun.

Turi King, seorang genetikus yang dikenal lewat identifikasi jasad Raja Richard III, mengatakan bahwa pola genetik tersebut justru menempatkan Hitler dalam kelompok biologis yang dulu sebagai target pembersihan rezim Nazi. Temuan ini juga memperkuat dugaan Kallmann Syndrome yang memengaruhi perkembangan seksual sang diktator.

Makna Temuan

Peneliti Alex Kay dari University of Potsdam melihat bahwa kondisi biologis yang ditemukan dalam DNA Adolf Hitler dapat menjelaskan ketidaknyamanannya terhadap perempuan sepanjang hidupnya. Faktor medis tersebut mungkin memberikan jawaban baru atas perilaku personal Hitler yang selama ini menjadi misteri bagi sejarawan.

Meskipun begitu, para ilmuwan menekankan bahwa kondisi genetik tidak dapat dijadikan alasan untuk memahami tindakan brutal serta kebijakan rasial dari Nazi. Perang Dunia II tetap sebagai tragedi besar yang melenyapkan lebih dari 50 juta orang akibat keputusan politik ekstrem dan ideologi kekerasan yang dijalankan oleh rezim tersebut.

Baca juga: Mengenal Achdiat Karta Mihardja, Sastrawan Fenomenal Asal Garut

Nah Warginet, temuan terkait DNA Adolf Hitler ini memunculkan sudut pandang ilmiah baru tentang sosok yang paling kontroversial dalam sejarah modern. Meskipun demikian, temuan tersebut tetap harus ditempatkan dalam konteks analisis sejarah dan etika yang seimbang.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.