Alam Merugi Rp83 Triliun per Jam Akibat Pangan dan BBM Global
Alam merugi Rp83 triliun per jam akibat produksi pangan dan BBM global yang tidak berkelanjutan, memicu krisis lingkungan, ekonomi, dan ancaman keamanan dunia.
Dunia saat ini berada dalam tekanan besar akibat krisis lingkungan yang semakin meluas, sehingga berdampak pada lintas sektor kehidupan manusia. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bahwa alam merugi Rp83 triliun per jam, karena produksi pangan dan bahan bakar fosil yang dioperasikan tanpa prinsip keberlanjutan global.
Baca juga: Krisis Iklim Bikin Terumbu Karang Mati Lebih Cepat
Dampak Alam Merugi
Kerugian lingkungan global mencapai AS$5 miliar per jam atau setara Rp83 triliun, akibat adanya aktivitas manusia dalam memproduksi energi dan pangan. Dampak tersebut dapat merusak ketahanan pangan, ketersediaan air bersih, kesehatan masyarakat, hingga stabilitas ekonomi dunia secara berkesinambungan.
Laporan Global Environment Outlook yang disusun oleh ratusan peneliti PBB, menegaskan bahwa krisis iklim, polusi, serta kerusakan alam saling berhubungan erat. Kondisi tersebut bahkan dinilai sebagai ancaman nyata bagi keamanan nasional serta penyulut konflik di berbagai kawasan dunia.
Kesempatan Kian Sempit
Para ahli menilai, dunia masih memiliki peluang untuk berubah menuju sistem berkelanjutan jika perubahan dilakukan secara cepat dan merata. Profesor Edgar Gutiérrez-Espeleta menegaskan bahwa transformasi sistem ekonomi dan pemerintahan harus segera dilakukan sebelum kerusakan lingkungan tak terhindarkan.
Namun di tengah kondisi kritis tersebut, kesepakatan global justru terhambat oleh kepentingan geopolitik di sejumlah negara. Padahal laporan memperlihatkan bahwa biaya untuk bertindak jauh lebih kecil, dibandingkan dengan kerugian jangka panjang akibat pembiaran krisis lingkungan global.
Baca juga: Hutan Hujan Australia Kini Jadi Tantangan Iklim Global
Jadi Warginet, alam merugi Rp83 triliun per jam bukan sekadar angka statistik, melainkan menjadi peringatan keras bagi masa depan umat manusia. Laporan PBB menekankan bahwa keberanian politik dan reformasi ekonomi menjadi kunci untuk menyelamatkan lingkungan dunia.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.