Anak Penjual Cuanki Bantu Pendidikan Gratis Bagi 700 Siswa di Garut


Isop Sopiah (28) asal Kecamatan Pasirwangi, Garut, membantu 700 siswa mendapat pendidikan gratis. Kisah inspriratif ini datang dari anak penjual cuanki yang mendirikan sekolah gratis untuk warga miskin di daerah pelosok, tanpa mengharapkan bayaran apapun.

Tujuannya luar biasa, Isop ingin masyarakat kurang mampu sepertinya bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Dia juga memiliki latar belakang sekolah pendidikan. Setelah itu, Isop melihat fenomena masyarakat miskin yang tidak bisa memilih sekolah layaknya orang kaya. Maka dari itu, ia memilih untuk membantu pendidikan gratis di Garut.

"Awalnya demikian, masih banyak anak yang putus kuliah karena biaya. Padahal jelas mereka adalah generasi tahap belajar yang harus selalu dibelajarkan. Saya juga berangkat dari keluarga yang kurang mampu. Perjuangan saya rasakan ketika SMA dan kuliah, itu benar-benar berjuang untuk bisa bertahan. Sejak lulus saya berikrar untuk membantu anak yang senasib dengan saya," kata Isop, melansir dari detikcom, Kamis (28/10/2021).

Perempuan kelahiran Garut 25 Juni 1993 ini melakukan pendekatan masyarakat di beberapa titik yang ia anggap layak untuk didirikan sekolah. Selanjutnya ia menghadirkan sejumlah guru dari tengah-tengah masyarakat tersebut. Tentunya yang memiliki basic gurudan pengetahuan yang mumpuni. Bersama masyarakat sekitar, Isop kemudian membuat madrasah sebagai wadah untuk berdirinya sekolah.

Awalnya, Isop dan yayasan mengaku sering gonta-ganti guru. Hal tersebut karena ketidakmampuan mereka untuk menggaji. "Alhamdulillah baru beberapa tahun ini bisa kita bayar per-bulan Rp 300 ribu dari BOS," ujar Isop.

"Ini keinginan yang tulus, saya malu kalau mengeluh. Rasanya saya tak ingin mengeluh," ujar Isop.

Mendirikan 9 sekolah dengan total 700 siswa

Mulai tahun 2016, Isop berhasil mendirikan 9 sekolah di beberapa tempat dengan jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyyah (MI).

"Sekarang sudah ada 700 siswa. Alhamdulillah sekarang anak yang orang tuanya berkecukupan juga mulai ada yang bersekolah di kami. Bahkan mereka membantu keberlangsungan sekolah," katanya.

Isop berharap sekolah yang ia dirikan terus berjalan meskipun di tengah keterbatasan. Selain itu, ia mengaku bangga dan terharu dengan perjuangan yang ia jalankan. Bukan terpaku materi, melainkan kepuasan batin karena bisa membantu sesama.

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka