Apa Saja yang Salah Dari Klarifikasi Seorang Wakil Rakyat Terhormat


Kemarin Garut diramaikan oleh ucapan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut, Euis Ida Wartiah kepada salah satu guru honorer yang tengah melaksanakan aksi protes ini menuai kecaman. Pasalnya ibu Euis ini melontarkan komentar yang tidak seharusnya, di mana ia seakan mengolok-ngolok guru honorer.

Euis Ida Wartiah dalam sebuah video terlihat turun dari mobil dan tidak menunjukkan kepeduliannya terhadap para pendemo, ia berjalan melewati para pendemo dan tak susah payah berhenti melihat keadaan para pendemo. Bukannya mendengar apa yang ingin disampaikan oleh para pendemo, Euis Ida Wartiah malah melontarkan komentar yang menyakiti banyak guru honorer.

Bagaikan menabur bensin ke dalam api, komentar Euis Ida Wartiah “sok narangis di dinya nya. Sing sae” ini tentunya memanaskan suasana diantara para pendemo. Euis Ida Wartiah yang merupakan anggota DPRD dari Partai Golkar ini kemudian dihujat oleh netizen di seluruh Indonesia karena ujarannya yang tidak pantas. Bahkan Partai Golkar Jawa Barat angkat bicara dan menyampaikan maaf atas apa yang disampaikan oleh kadernya tersebut.

Euis Ida Wartiah kemudian mengklarifikasi ucapannya, Euis menyebutkan bahwa ia tidak bermaksud. Dalam klarifikasinya Euis meminta maaf, namun dalam kata-katanya ia masih membela diri seperti pada saat itu ia mengatakan bahwa sudah waktunya pulang yakni pukul 17.00 WIB dan ia merasa ditahan oleh para peserta demo. Bahkan dalam klarifikasinya ia sempat mengatakan “ tos lebet kana mobil, eta mobil diharalangan diujeg-ujeg ku honorer nu nuju narangis duka nanangisan” (sudah masuk ke mobil, mobil dihalangi dan digoyang-goyangkan oleh honorer yang menangis, gak tau nangis bohong).

Dalam klarifikasinya Euis masih berpraduga bahwa pada saat itu para honorer hanya berpura-pura menangis. Praduga tersebut adalah salah, karena praduga tersebut tidak memiliki bukti nyata bahwa para honorer menangis bersandiwara. Praduga tersebut harusnya disimpan di dalam hati Euis saja tidak untuk disampaikan pada saat klarifikasi.

Hal ini menciptakan kesan “saya salah, tapi itu semua gara-gara kamu”. Sebagai seorang pejabat publik, seharusnya Euis belajar public speaking agar ia bisa menyampaikan apa yang ia ingin sampaikan dengan baik. Dalam klarifikasinya Euis harusnya menerima dan mengakui kesalahannya terlebih dahulu tanpa membela diri. Menerima bahwa ia melakukan kesalahan tentunnya bisa membuktikan bahwa ia merupakan pribadi yang baik dan bertanggungjawab akan kesalahannya.

Dalam klarifikasinya terdapat pembelaan diri lainnya bahwa ia tidak pulang selama proses audensi dan meunggu di dalam kantornya. Kenapa menunggu di dalam kantor jika bisa bertemu langsung dengan para pendemo? Pastinya ia akan berlindung dibawah alasan keamanan bahwa keadaan demo tidak terkendali. Ia bisa membawa tim keamanan pribadi dan bertemu dengan para pendemo untuk mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan. Banyak pilihan, tapi ia lebih memilih untuk menghindari para pendemo, seperti yang banyak dilakukan oleh anggota dewan di seluruh Indonesia.

Euis Ida Wartiah adalah anggota DPRD Kabupaten Garut 2019 - 2024, ia akan segera menyelesaikan masa jabatannya di Kabupaten Garut. Lalu, ia juga mencalonkan diri sebagai DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2024 - 2029 dari Partai Golkar. Semoga dengan melenggangnya Euis Ida Wartiah ke DPRD Provinsi bisa membantu menyalurkan aspirasi warga Garut di tingkat provinsi!


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka