Arab Saudi dan UAE Bertaruh besar Pada AI
Negara negara teluk seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mempunyai keinginan besar dalam menempatkan diri di pusat peta AI global.
Negara Teluk tersebut melakukan investasi besar-besaran dalam kecerdasan buatan (AI) sebagai pengganti ekonomi yang sangat bergantung pada minyak. Negara-negara Teluk ini melihat AI sebagai “minyak baru”, yaitu sumber kekayaan masa depan yang dapat menggantikan dominasi ekonomi dari ekspor minyak.
Keinginan dari UEA dan Arab Saudi sekarang menjadi tuan rumah pusat data yang dibutuhkan untuk melatih model AI yang canggih.
"Komputasi adalah minyak baru," ucap Mohammed Soliman, peneliti senior di Middle East Institute di Washington DC, dialnsri dari BBC.
Baca juga: Gaji Tertinggi Dipegang oleh Eropa, Begini Persiapan untuk Kerja di Luar Negeri
Negara teluk tersebut memanfaatkan kekayaan kedaulatan, geografi, dan keunggulan energi mereka (kekayaan minyak yang melimpah) untuk memposisikan diri sebagai pusat AI. Teknologi menjadi inti dari rencana mereka untuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan dari bahan bakar fosil di masa mendatang.
Dalam dunia yang digerakkan oleh AI saat ini, infrastruktur adalah bahan bakar baru - sama seperti minyak di era industri. Dana yang dikeluarkan pun sudah dilontarkan kepada raksasa teknologi asing saat tahun terakhir. Namun, memang kini mereka beralih dari investor pasif menjadi pemain yang lebih aktif.
Penekanan pada kesepakatan AI selama kunjungan Trump waktu itu menggarisbawahi semakin pentingnya teknologi secara strategis bagi diplomasi AS.
Secara tradisional, hubungan AS-Teluk berpusat pada minyak untuk keamanan. Namun, dinamikanya kini bergeser ke arah energi, keamanan, dan teknologi.
Baca juga: Catat! Tiket Piala Dunia FIFA 2026 Mulai Dijual September Ini
"Pada dasarnya, kami mencoba membawa kawasan AI yang menjanjikan dan sedang berkembang - yaitu Teluk - ke dalam tumpukan AI Amerika, untuk bergabung dengan Tim AI Amerika," ungkap Tn. Soliman, peneliti senior di Middle East Institute di Washington DC.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.