Asal Muasal Kesenian Tradisional Sisingaan Sunda


Apakah warginet familiar dengan kesenian Sisingaan? Mungkin bagi beberapa orang di luar Jawa Barat kesenian ini asing didengar. Kesenian ini berasal dari Kabupaten Subang, yang biasanya ditampilkan pada acara khusus seperti upacara adat khitanan. Bagaimana asal usul sejarahnya? Simak penjelasan berikut ini ya!

 

Bermula pada tahun 1812, saat itu Indonesia masih dijajah oleh Belanda bersamaan dengan Inggris, begitupun wilayah Subang dikuasainya. Subang dikenal sebagai Doble Bestuur, dibentuk sebagai wilayah perkebunan dibawah naungan perusahaan P&T Lands (Pamanoekan en Tjiasemlanden).

 

Belanda memperkenalkan ciri khas lambang negaranya yaitu mahkota (crown). Sedangkan Inggris mengenalkan simbol negaranya itu singa. Pada saat itu wilayah Subang yang dikuasai oleh Inggris secara ekonomi dan Belanda secara administratif, mendapati tekanan yang memuakkan. Sehingga masyarakat subang membuat perlawanan dengan menciptakan kesenian yang disebut sisingaan.

 

Sisingaan mengandung 4 unsur; silib, sindir, siloka, dan sasmita. Silib (yang berarti pembicaraan yang tidak langsung tentang maksud dan tujuan), sindir (yang berarti ironi atau sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan), siloka (yang berarti kiasan atau melambangkan), dan sasmita (yang berarti contoh cerita yang mengandung arti atau makna). 

 

Seni sisingaan mencerminkan ketidakpuasan, ketidaksenangan, atau semangat perlawanan masyarakat Subang terhadap penjajah. Melalui sepasang sisingaan, mereka menggambarkan rasa ketidaksenangan terhadap kedua penjajah, Belanda dan Inggris, yang menindas mereka secara fisik dan ekonomi. Kaum seniman berharap generasi penerus akan bangkit, mengusir penjajah, dan membawa kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.***

 

Sumber: adatnusantara

 

(foto: web/adatnusantara)


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka