BPBD Garut Alihkan Fokus dari Bencana Hidrometeorologi ke Ancaman Kemarau
Pemerintah Kabupaten Garut resmi mencabut status siaga darurat bencana hidrometeorologi yang telah berlaku sejak November 2024. Seiring berkurangnya intensitas hujan pada Juni 2025, fokus kini bergeser pada peningkatan kewaspadaan menghadapi musim kemarau.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut mencatat bahwa selama masa siaga hidrometeorologi, sejumlah bencana seperti banjir, longsor, angin kencang, dan banjir rob telah terjadi di berbagai kecamatan. Seluruh kejadian ditangani melalui respons cepat dan koordinasi lintas sektor.
Memasuki musim kemarau, BPBD mulai mengantisipasi dampak kekeringan, terutama di wilayah-wilayah yang rawan krisis air bersih. Potensi bencana seperti kekurangan air, kebakaran lahan, dan gangguan terhadap aktivitas pertanian menjadi perhatian utama.
Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, distribusi air bersih sering terkendala jarak dan keterbatasan armada. Oleh karena itu, BPBD bekerja sama dengan PDAM Tirta Intan untuk memastikan pendistribusian air bersih tetap berjalan, bahkan hingga 24 jam jika diperlukan.
Baca Juga: Resmi! Indonesia Bergabung ke Kawasan Pasifik Barat WHO
Aparat desa dan kecamatan diimbau untuk segera melapor jika wilayahnya mulai mengalami kesulitan air bersih. Informasi dari BMKG menyebutkan bahwa curah hujan di banyak wilayah sudah mulai berkurang, menandakan dimulainya musim kering di Kabupaten Garut.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.