ADVERTISEMENT
Beranda CEO OpenAI: Kok Banyak yang Percaya ChatGPT ya?

CEO OpenAI: Kok Banyak yang Percaya ChatGPT ya?

15 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
CEO OpenAI: Kok Banyak yang Percaya ChatGPT ya?, Source: Times of India

CEO OpenAI, Sam Altman, mengingatkan pengguna untuk tidak terlalu percaya dengan ChatGPT. Lho, kenapa begitu?

Kecanggihan teknologi kecerdasan buatan (AI) membuat banyak orang terkesima, salah satunya melalui kehadiran ChatGPT, chatbot terkenal yang dikembangkan oleh OpenAI. Akan tetapi, di tengah pembicaraan hangat terkait hal ini, pernyataan mengejutkan muncul dari CEO OpenAI, Sam Altman. 

 Baca juga: Gol Penalti Egy Gagalkan Kemenangan Persib Bandung

 Altman: ChatGPT Hanya Alat, Bukan Sumber Kebenaran

Dalam episode pertama podcast resmi OpenAI, Altman menyatakan bahwa banyak orang memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap ChatGPT, meskipun AI ini bisa saja melakukan kesalahan. Ia menegaskan bahwa chatbot AI ini tidak selalu tepat dan sebaiknya tidak dijadikan acuan utama, terutama untuk informasi yang sensitif atau penting.

Menurut Altman, ChatGPT hanya alat yang dapat dipakai untuk berdiskusi atau mengembangkan ide, bukan pengganti pengetahuan manusia atau sumber data yang pokok. Ia menambahkan bahwa chatbot ini memang menarik, tetapi tetap memiliki banyak batasan dan tidak selalu memberikan jawaban yang tepat.

Banyak Yang Salah Tentang ChatGPT

Banyak pengguna yang berpikir ChatGPT berperan seperti alat pencari seperti Google, sebenarnya cara kerjanya berbeda. ChatGPT bekerja berdasarkan model bahasa (LLM) yang memperkirakan kata selanjutnya dari data yang sudah ditelaahnya, bukan mengambil fakta real time dari internet.

Inilah alasan mengapa hasil dari ChatGPT terkadang:

  • Terlihat sangat meyakinkan, tetapi ternyata keliru
  • Tidak mempunyai sumber atau acuan yang gamblang
  • Tidak bisa memperbaharui informasi setelah batas data pelatihannya

Tetap Gunakan, Tapi Harus Bijak

Sam Altman tidak merekomendasikan untuk meninggalkan penggunaan ChatGPT, melainkan mengajak para penggunanya untuk lebih bijak dalam pemakaian. Artinya, hasil dari AI dapat dijadikan referensi awal, tetapi harus tetap diverifikasi dengan sumber yang terpercaya.

Sebagai contoh, jika kamu menggunakan ChatGPT untuk mencari inspirasi konten, membuat kerangka, atau mempelajari hal baru itu sah-sah saja. Namun, jika untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan hukum, kesehatan, atau investasi? Jangan langsung percaya begitu saja, ya!

Baca juga: Indonesia Dahulu Disebut “Macan Asia”, Kini Tertinggal Seperti Macan Yang Tidur, Mengapa Begitu?

Perkembangan AI seperti ChatGPT memang membuka banyak peluang baru dalam hidup sehari-hari. Namun, seperti yang disebutkan CEO OpenAI sendiri, kepercayaan penuh pada AI bukan suatu hal yang bijak. Sebab, teknologi hanyalah alat bantu bukan pengganti nalar dan logika manusia.

 

Sumber: Times of India

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.