Efektifitas Penggunaan Rumah Burung Hantu dalam Menangani Serangan Hama Tikus dan Wereng di Garut


Serangan hama tikus dan wereng batang cokelat menjadi ancaman serius bagi petani padi di Garut, Jawa Barat, terutama saat musim kemarau tiba. Kepala Dinas Pertanian Garut, Haeruman, mengungkapkan bahwa wereng batang cokelat memiliki dampak yang lebih parah karena hama ini menyedot cairan bulir padi, mengakibatkan bulir padi menjadi kosong.

Menurut Haeruman, kehadiran dua hama ini sangat mengkhawatirkan bagi petani karena dapat menyebabkan gagal panen atau puso. Setiap tahunnya, serangan hama tikus menyebabkan 1.332 hektare lahan padi puso, sementara serangan hama pengerek daun mengakibatkan 1.244 hektare lahan gagal panen. Selain itu, serangan hawar daun bakteri atau kresek terjadi di 587 hektare lahan, serangan blas di 275 hektare, dan wereng batang cokelat di 85 hektare lahan.

Haeruman menekankan pentingnya koordinasi antara petani dan penyuluh lapangan untuk mendapatkan perhatian pemerintah serta penanganan terhadap ancaman hama tersebut. Salah satu metode yang efektif dalam mengatasi serangan hama tikus adalah pembangunan rumah burung hantu (rubuha). Penggunaan rubuha terbukti efektif menekan penyebaran hama tikus, berkat daya jelajah burung hantu yang dapat mencapai hingga 10 km.

Burung hantu diketahui memiliki kemampuan mengonsumsi 10-12 ekor tikus per malam, meskipun hanya mengonsumsi sekitar 5 ekor. Hal ini membuat rubuha menjadi solusi yang efektif dan cepat dalam mengendalikan populasi hama tikus, menjaga potensi tanaman padi milik petani.

Haeruman mencontohkan keberhasilan penggunaan rubuha di Sumedang, di mana wilayah yang tadinya endemis dengan gagal panen kini berhasil menekan serangan hama tikus di bawah ambang batas. Ia berharap Garut bisa mengikuti jejak keberhasilan Sumedang dalam menangani serangan hama tikus dan wereng batang cokelat.

 

Sumber: liputan6


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka

  • Oleh Infogarut
  • 13, Sep 2024
Kecamatan di Garut yang Underrated