Elfa Secioria, Komposer Asal Garut yang Mendunia


Elfa Secioria Hasbullah kelahiran Garut, 20 Februari 1959. Bakat musiknya turun dari ayahnya, Hasbullah Ridwan, yang merupakan polisi militer aktif yang juga bermain musik dan dikenal sebagai konduktor. 

Elfa mulai berlatih piano pada usia 5 tahun. Di usia 8 tahun, ia pemain piano dalam Trio Jazz Yunior IVADE. Elfa mendapatkan bimbingan mengenai teori dan sejarah musik, komposisi, dan karakter instrumen dari Kapten Anumerta F.A Warsono, pimpinan Orkes Simfoni Angkatan Darat Bandung. Ia pernah pentas dengan mata tertutup saat berusia 11 tahun. Usia 19 tahun ia membentuk kelompok vokal yang sudah memenangi delapan grand champion festival paduan suara di luar negeri.

Penghargaan yang ia dapatkan antara lain, tahun 1982, di ASEAN Song Festival di Bangkok, ia menyabet piala sebagai Pengaransi Terbaik. Tahun 1982 di Manila, ia meraih penghargaan untuk The Best Arranger and the Best Song. Di festival tersebut juga makalah yang berjudul Saluang, Pupuit, Talempong, Gandang (Minangkabau) Indonesia yang ia buat mendapatkan pujian dari peserta lain.  Tahun 1984 di Golden Kite Festival Malaysia mendapatkan penghargaan sebagai The Best Performer dengan lagu yang dinyanyikan adalah Kugapai Hari Esok yang dinyanyikan oleh Harvey Malaiholo. Elfa sudah 14 kali pengaransir orkes Telerama untuk Citra Kirana di TVRI.

Pengalaman berkesan buat Elfa ketika ia menjadi konduktor pada orkes simfoni Yamaha di Budokan Hall, Tokyo dan berlangsung acara World Popular Song Festival tahun 1982. Pengalaman berkesan lainnya ia harus menyelesaikan 17 aransemen musik selama 7 jam dalam pesawat pada tahun 1983. 

Penyanyi Indonesia terkenal yang belajar bersama Elfa ada Sherina, Yana Julio, Agus Wisman, Lita Zein, dan Andien. Ia wafat pada 8 Januari 2011 di RS Pertamina Cempaka Putih, Jakarta.

 

Sumber materi : merdeka.com

Sumber foto : minews.id


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka